Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Jangan Sedih ya...

Pada malam tarawih yang ke-28 ini begitu sangat mengharukan bagiku. Kenapa? Karena malam ini adalah pembagian zakat kepada anak2 yatim. Senang sekaligus terharu saya melihat anak2 yg menerima zakat itu. mereka menerima dengan hati yg (mungkin) sedih tapi ditampilkan dengan wajah bahagia. Mungkin mereka yang nerima zakat itu ingatannya kembali ke masa di mana mereka kehilangan salah satu atau malah kedua orang tua mereka. Orang yang mereka cintai, orang yang mereka sayangi telah pergi untuk selamanya.

Ada satu anak komplek saya yang keliatannya sedih banget pas ketua mesjid bilang kalau malam ini akan dilaksanakan pembagian zakat anak yatim. Dia anak yang baik, humoris, dan pintar. Tapi ada yang kurang dari dia, dia udh ga punya orang tua lagi. Mama sama papanya udh ga ada. Kedua orang tuanya menigggal karna sakit kanker. Sedih ya… hikz. Sekarang dia tinggal sama om dan tantenya, dan udh pasti ga bakal sama enaknya tinggal dengan orang tua kandung. Dia masih SMP lho waktu kedua orang tuanya meninggal. Begitu kuatnya anak itu. :’(

Dua tahun lalu waktu ikutan Muhasabah di mesjid, dia bener2 berurai air mata ketika dibilang “apa yang telah kalian lakukan terhadap orang tua kalian? Apakah udah bikin mereka senang atau sedih?” oleh pak Ustad. Saya yang melihat dia secara ga sengaja bikin hati saya tersentuh, dan berpikir alangkah dikuatkan hatinya oleh ALLAH SWT, dia yang masih SMP udh ditinggal sm kedua orang tuanya. Jujur saya juga ikut nangis waktu itu. Muhasabah memang bikin kita sadar dengan apa yang telah kita perbuat selama ini. Terakhir sebelum muhasabah selesai, remaja termasuk anak2 disuruh sama pak Ustad itu untuk mencari dan menyalami orang tua kita yang juga diundang hadir pada malam muhasabah itu. “Minta maaflah kepada orang tua kalian” kata pak ustad. Dan dia (si anak laki2 itu) hanya duduk di tempatnya saja, karna dia sadar kalau dia sebatang kara. Tapi untung temen2 deketnya ada di deket dia, jadi dia bisa sedikit terhibur. Serius, lagi2 saya nangis kalau liat dia lagi nangis. Karena pasti sedih rasanya udh ga ada orang tua.

Alhamdulillah saya masih punya kedua orang tua yang sehat. Semoga saya bisa bikin bangga orang tua saya, dan bisa balas jasa mereka. Amin ya Allah…

Buat adek yg saya certain di atas, jangan sedih ya… mgkn saat nerima zakat anak yatim td bikin kamu sedih, tapi ga boleh terus2an sedih. Bikin diri kamu berguna buat orang2 di sekitar kamu. Oke?!

Komentar

  1. Hai adek (bukan kmu fer!), bener yg d ucp ama kakak ferdi. Ni jauh lbh baik k timbng kmu melihat sakitx orang tua mu dan perjunganx melawan kanker. Kmu bakal jauh lbh miris lg kan?.. Yg ikhlas yah?? Dia pnya blog g yah?

    BalasHapus
  2. Wah, kasian yah.
    Semoga aja dia tetap semangat.
    Gak kebayang rasa'x kehilangan orang yg kt cintai.
    Met lebaran ya bro, maaf lahir batin.

    BalasHapus
  3. Bersyukurlah kita yg msh memiliki ortu, apa lg disaat menyambut lebaran seperti ini, semoga kt menjadi anak yg berbakti kepada kedua orang tua kita

    BalasHapus
  4. ortu emang segalany buat kita...
    buat adek yang diceritain diatas,,semoga bia terus kuat...

    BalasHapus
  5. Met Hari Raya Idul Fitri,sob...

    semoga amal kita diterima dibulan puasa ini.

    BalasHapus
  6. SELAMAT HARI RAYA AIDIL FITRI
    MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

    BalasHapus
  7. Sekarang dia SMA ya? Jadi inget dulu di pesantren yg jg menerima anak yatim... Ada salah satu anak yatim dari luar pulau yg ayahnya meninggal dibunuh didepan matanya... Semoga Allah selalu menguatkan hati mereka dan memberkahi umur kita semua.

    BalasHapus
  8. "ridho Allah terletak pada ridho orang tua". bersyukurlah yang masih mempunyai orang tua ya.. semoga kita masih sempat membahagiakannya.

    Happy Ied Mubarok ya akhi. taqoballalahu minna wa minkum, semoga Allah menerima segala amalan kita di bulan Ramadhan..

    BalasHapus
  9. baca tulisan ini, saya jadi rindu suasana muhasabah di masjid beberapa tahun lalu fer :(

    BalasHapus
  10. hmmmmmmm perrrrrrr kira2 dia baca g blog kmu >>>>>????????
    smangad deh buat dia ti2p salam aj .......life must go on mas..........bilangin jg m dia tetep komunikasi sama ortu hehehhe.dah lama tk bw

    met lebaran mhn maaf lahir nbatin.......
    salam hangat joni n fam

    BalasHapus
  11. wih om ferdi ternyata punya hati juga yahhh...
    salut aku om :D

    BalasHapus
  12. Mantab gan! Ane sedih jadinya. Apa jadinya kalo aku gitu? Belum tentu aku bisa tabah kayak anak itu. Hikz.

    Lagi lagi ak iri sama temanku yg rajin ngeblog. Semangat fer!!

    BalasHapus
  13. aku datang cuma numpang baca2 aja sob. salam kenal

    BalasHapus
  14. Sedih juga baca kisahnya... Semoga dia selalu diberi kekuatan dan kesabaran... Amin.

    BTW, mumpung masih bulan Syawal... aku mau minta maaf utk segala salah dan khilaf selama ini ya..

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar