Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Besar Hati yang Kecewa

Dari yang ini: Jadinya ini: Sayangnya lagu Rossanya ga dapet yang panjang.

Karuma

Ada yang sekali dan yang lebih dari itu. Ada yang tidak menyadari dan yang ciut nyali. Ada yang hanya mendengarnya dari orang lain dan yang sehebat merasakannya langsung. Berputar di lingkaran itu, membesar dan membesar. Heran, kenapa tidak pernah berhenti sesekali untuk memutus rantai. Baikpun pernah masuk dalam lingkaran, tidak ada ampun jika belum kosong. Tak tersedia penawar karena hanya bisa menunggu untuk disadarkan. Tidak bisa dibenci karena ini penghilang perih bagi yang di sisi lain. Ketika merasa ini harusnya tidak terjadi, mungkin saat itulah semuanya akan kembali membaik. Pernah terlintas dalam benak: siapa yang memulainya pertama kali?