Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Memanggil Sunyi

Tidak banyak yang menyukai sunyi dan tidak banyak juga yang menyadari bahwa sunyi itu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Itulah hidup yang selalu ada dua sisi seperti ramai dan sunyi, bahagia dan sedih, datang dan pergi, penuh dan kosong. Keduanya selalu bergantian hadir di dalam hidup, tidak pernah hadir bersamaan.  Ketika hidup terasa banyak tekanan, lakukanlah sebentar untuk berhenti. Berhenti untuk memanggil sunyi. Bisa dengan banyak cara, seperti berdoa kepada Yang Maha Pencipta, bermeditasi, atau yang sederhananya menarik dan menghembuskan napas secara sadar utuh. Tekanan yang datang dari luar secara langsung membuat pikiran sempit dan berujung stres. Stres akan menyebabkan pikiran menjadi ramai. Memanggil sunyi adalah seni mengatur stres.  Jika mampu menyadari bahwa keramaian pikiran itu bisa dihilangkan dengan kesunyian, artinya penawar racun yang ada di pikiran sudah ditemukan. Iya, sesederhana itu bukan?! Saya sudah melakukannya. Ketika mendapatkan sebuah trigger  stres, s

Apa yang Dibutuhkan Bukan yang Diinginkan

Menyadari bahwa semua yang sudah ada di hidup saat ini sebagai karunia dari Sang Pencipta merupakan sesuatu hal yang wajib disyukuri. Segala sesuatu yang sudah hadir dan tersedia di hidup biasanya berasal dari semua yang dibutuhkan, bukan diinginkan. Mungkin pernah berdoa A, namun yang dikabulkan B. Jangan sedih karena justru Pencipta alam semesta sedang memberi sinyal bahwa apa yang diinginkan biasanya belum dibutuhkan pada saat itu. Lalu, mestikah bersedih jika belum mendapatkan A? Sedih adalah perasaan yang wajar, tapi yang mesti dilakukan adalah berterima kasih kepadaNya karena Dia masih perhatian, masih menyediakan sesuatu untuk hidup. Siapa yang lebih tahu kadar 'seberapa butuh'? Sang Mahatahu. Lalu sebagai makhluk yang dibekali akal dan pikiran, langkah selanjutnya yaitu belajar ikhlas. Biasanya sejalan sih , syukur dan ikhlas adalah sahabat baik. Dua kata itu beriringan yang akan membuat hidup terasa ringan. Ikhlas bahwa memang yang dibutuhkan saat itu adalah B, ikhlas