Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Yakin?

Gambar
Apa kau yakin bisa melewatinya, Fer? ...and I was like...

Lalu Ketika

Ketika: aku tidak hidup di jaman dulu | Lalu: susah senang kita bersama | Ketika: aku punya hak | Lalu: aku bisa apa | Ketika: aku tidak bisa memenuhinya | Lalu: kumohon | Ketika: begitu caraku memberitahumu | Lalu: aku tidak habis pikir | Ketika: aku peduli dia | Lalu: posisiku tidak dihargai | Ketika: apa nanti masih bisa kembali  | Lalu: ini trauma | Ketika: (diam) | Lalu: ketika itu selalu ada di dalam doaku bahkan jumlahnya lebih banyak dan lama untuk ketika itu daripada doa untukku sendiri. 

Apa Kabar?

Dia masih tertanam di benakku. Apalagi ketika hujan. Aku ingat ketika menjadi bagian dari dirinya pada urutan ke sembilan. Bahagia pasti. Semangat iya. Dia menerimaku apa adanya, bukan ada apanya. Walaupun aku tahu bukan aku orang pertama yang menyatu dengannya. Hari, minggu, bulan, sampai akhirnya tahunnya berjumlah. Aku menikmati proses yang dia tayangkan. Aku kemudian menjadi salah satu pemain dalam cerita yang kubuat sendiri. Pergi ke sana ke mari, padahal aku dulu buta dengan seluk beluknya, tapi dengan kebaikan dan (aku tak tahu, mungkin iya) keramahan yang tercipta oleh lingkungan sekitar, aku menemukan jalanku sendiri. Bahagia masih. Dia memang berkesan dalam buatku, buat banyak orang. Aku teringat dengan sebuah lirik lagu yang mengatakan jatuh cinta dengannya lalu kau juga akan merasakan patah hati dengannya. Di bagian ini aku mulai sadar. Dia terasa sangat kejam, haha. Entah momennya yang pas atau sengaja diciptakan untukku, mau tidak mau aku mengikuti alurnya. Saat aku haru

Tidak Mudah

Ada warna merah lalu kemudian menjadi pudar, bagian itu yang tidak kuinginkan.  Ada yang tersisa, cuma tidak akan kuhabiskan sendiri. Aku rasa aku hampir menemukan itu. Aku merasa semakin cepat semakin bagus. Tenanglah.