Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Me-rewind

Paling mudah memanggil kembali memori yang jumlahnya berjuta-juta hanya lewat mendengarkan musik sendu disertai suara latar hujan yang jatuh ke jalanan. Dimulai dari episode terakhir yang ukurannya tidak terlalu besar lalu disusul dengan serial-serial lainnya hingga 12 musim. Usang tapi mengasyikkan, walau ada beberapa cuplikan yang membuat masam. Intinya mari sejenak melambat, tidak di sini tapi di kedua belas musim itu.  Episode terakhir kembali hadir ketika kosong menyeruak di antara waktu di mana sebenarnya paham betul tentang bahaya racun mematikan itu. Sang penulis kata-kata bijak mencatatkannya di lembar digital, katanya jangan hanya karena haus maka kau meminum racun yang sama. Si kepala batu masih saja batu, akhirnya terpeleset juga karena musim hujan.  Pindah ke episode dua terakhir yang semuanya serba kilat. Si tak gampang menyerah akhirnya melucuti senjatanya sendiri karena jika dipaksakan yang ada hanyalah ruang hampa, peluru akan terbuang percuma. Perlawanan tidak berlang

Atas Bawah - Ikhlas Melepas

Bukan kehidupan namanya kalau tidak ada kondisi di atas dan juga di bawah. Hidup kurang lengkap kalau cuma merasakan hal yang bahagia-bahagia saja. Kita butuh merasakan sakit untuk bisa merasakan bahagia. Bukan begitu? Kedua hal tersebut selalu datang bergantian. Jika sekarang sedang merasa di bawah atau terluka, jangan khawatir karena nanti pasti akan ada kejadian yang membuat kondisi kembali di atas atau bahagia. Namun keduanya tidak lepas dari teknik ikhlas melepas. Saya sedang mencari cara untuk memakai teknik itu lagi. Lagi? Berarti dulu pernah dan sekarang sedang tidak? Iya, betul. Tahun 2021 ini menjadi tahun kehidupan saya yang sungguh terasa roller coaster- nya. Sebulan sebelum tahun baru, ditambah empat bulan di awal tahun ini, lalu dilanjutkan dengan beberapa bulan setelahnya dan sampai sekarang bagaikan grafik saham yang naik-turun secara tajam tanpa ampun. Berdarah-darah di dalam hati dan pikiran. Semuanya disebabkan karena saya tidak memakai teknik ikhlas melepas. Hid

Rendang Pusako Bundo Khas Payakumbuh

Gambar
Banyak teman saya yang nanya "Emang rendang itu ada banyak macamnya ya, Fer? Trus bedanya apa? Kan rasanya sama-sama pedes gurih". Jawabannya banyak. Jenisnya ada dua, rendang basah (bukan kalio ya) dan rendang kering. Bedanya dari bahan utamanya, ada yang disebut dengan rendang daging, ada rendang ayam, ada rendang paru, ada rendang telur, ada rendang jengkol, rendang kambing, dsb. Hahahaha... Rasanya emang rata-rata sama, kalau beda berarti daerah asalnya yang menjadikannya ciri khas. Misalnya rendang telur (kering) itu ciri khas daerah Payakumbuh.  Ngomong-ngomong rendang asal Payakumbuh, ada satu produk lokal yang sempat saya cobain rendangnya beberapa bulan lalu. Nama merknya adalah Rendang Pusako Bundo yang diproduksi langsung di Payakumbuh. Saya request tiga varian yaitu rendang daging (basah), rendang suwir daging (kering), dan rendang suwir ayam (kering). Ga cuman tiga varian aja sih yang mereka buat, ada lagi rendang telur dan rendang paru (basah dan kering). Isen

Enggan Diperam Di Pendiangan

Tiga rangkaian akan dipecah satu per satu. Dimulai ketika buku yang bercerita tentang masa kecil di pelosok kampung berisikan kata-kata yang memukau, jadilah sebuah kalimat baru yang mewakili seluruh bagian terintegrasi ini. Baiklah. Hendaknya mereka yang mampir sudah mengenal asal paragraf sebelumnya sehingga bisa dipastikan akan paham kenapa bisa sampai di kota pelik ini. Bukanlah ibarat buah yang bisa diperam sehingga membusuk sebelum dimakan. Enggan ikut yang biasa tapi lebih menciptakan hal yang luar biasa. Pernyataan ini membunyikan lorong panjang yang bergaung pelan dan menyibakkan ilalang yang menghadang. Begitu pula di romansa, tiada hari tersisa kosong sebab inginkan sesuatu yang cukup. Walau teori dan praktik belum bertemu imbang tetapi catatan-catatan lama menggunung kemudian membentuk hamparan pelajaran yang utuh. Berhajat panjang sejak lembar pertama yang semua ini kuncinya hanya satu: enggan diperam di pendiangan . Tanpanya kans-kans yang disediakan Semesta tak kan perna