Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Menikmati Detik

Berarti benar apa yang mereka bilang tentang bagaimana menghargai diri sendiri. Ketika tidak dengan siapa-siapa, seseorang akan bisa menemukan pemikiran yang benar-benar layak untuk digunakan sebagai instrospeksi diri. Merubah diri dengan kesadaran penuh lalu berharap menjadi lebih baik dari yang dulu adalah salah satu cara menghargai diri sendiri. Jangan takut sepi, kata mereka. Tidak akan, saya berujar. Akan dihitung dan dinikmati selagi masih punya detik. Tersenyum...

Komentar

  1. Merubah diri dengan kesadaran penuh lalu berharap menjadi lebih baik dari yang dulu adalah salah satu cara menghargai diri sendiri.

    Setuju sekali :)

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Nenek Siapa Ini?

Mempertanyakan Hak