Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Adaptasi Rindu

Berada di lingkungan baru dan bertemu dengan banyak orang yang belum dikenal adalah sebuah anugerah bagi saya di tahun 2016 ini. Serba baru: kerjaan baru, status baru, tempat tinggal baru, tempat main baru, dsb. Beberapa teman bertanya apa saya senang? Sudah pasti senang! Sebab saya menyukai hal-hal yang baru dan menantang. Kemudian mereka melontarkan pertanyaan lain "apa ada masalah sejak meninggalkan Padang?" Nah, jawaban dari pertanyaan ini, mungkin bagi beberapa orang, adalah sebuah masalah kecil. Sejak hijrah (lagi) ke kota besar ini, kali ini saya beradaptasi dengan tidak begitu cepat padahal sudah hampir dua bulan. Aneh memang, bahkan saya sendiri suka mikir kenapa kondisi sekarang berbeda dari awal saya merantau tiga tahun yang lalu. Rasanya dulu cuma butuh waktu dua minggu dan saya sudah bisa merasa nyaman di lingkungan itu, tapi sekarang belum.

Bayangan akan hal-hal rutin yang biasa dilewati setiap hari sebelum merantau (lagi) masih sering lalu-lalang di ingatan. Teman-teman lama; tempat yang biasa dikunjungi ketika suntuk; makanan dan minuman kesukaan setiap berkumpul dengan orang-orang terdekat; kamar sendiri; masakan mama; nasehat-nasehat mama, dengan kata lain saya sedang homesick yang tidak habis-habis.

Padang akan selalu menjadi hometown saya walaupun saya tidak lahir di kota itu. Teman-teman baru saya suka bertanya apa saja keindahan yang ada di Padang (atau lebih luasnya Sumatera Barat)? I can make a long list buat mereka karena banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi ketika sampai di kota Padang.

sumber: semenpadang.co.id
Bicara tentang kota Padang, "Wahh, kamu dari Padang ya? Beli Semen Padang murah dong di sana?" ini ucapan salah seorang teman saya dulu ketika saya menyebut daerah asal saya, hahaha... Memang sih, Padang itu terkenal karena salah satunya punya pabrik semen besar, PT. Semen Padang. Industri semen yang ternama kalau asalnya dari Sumatera itu ya PT. Semen Padang. Klub bola asal Padang yang namanya juga diambil dari nama perusahaan yang punya tagline Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan ini juga sudah terkenal apalagi karena masuk dalam final Piala Jenderal Sudirman awal tahun ini, dan masih banyak lagi. Untuk jalan-jalan di kota Padang itu tidak akan merasa cukup waktu sehari deh, atau kalau mau muterin lebih jauh lagi bisa ke Bukittinggi yang ada Jam Gadangnya, ke Ngarai Sianok, ke danau Maninjau, danau Singkarak, dan lain-lain. Jadi makin kangen rumah jadinya. Huhuhu...

Balik lagi ke masalah adaptasi dan homesick ini. Saya sudah tanya-tanya ke banyak teman yang berpengalaman tentang bagaimana jalan keluar dari hal yang sedang saya alami ini. Rata-rata menyarankan untuk pergilah berpetualang menyurusi daerah baru, penuhi otak dengan memori-memori baru, isi pikiran dengan kesibukan yang positif, menelpon mama di rumah, dan menulislah. Seperti sekarang ini, ngeblog dan blogwalking adalah salah satu jurus ampuh buat saya mengisi kekosongan di sela-sela tidak mengajar :D

Saya bisa! Saya bisa!

*Until next post! 

Komentar

  1. Hihihi, aku juga orangnya gampang homesick :) Tapi tempat baru =pengalaman baru, kan? Cheers :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, mbak. Pengalaman baru ini nantinya jadi pembelajaran hidup juga ke depannya...

      Hapus
  2. Hahahah untungnya aku belum merantau
    Masih bisa puas-puasin tinggal di rumah dan di padang

    *cium cium jembatan bandar berkali*

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Nenek Siapa Ini?

Mempertanyakan Hak