Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Tidak Stabil

Sempat bingung kenapa akhir-akhir ini merasa tidak stabil. Ketidakstabilan ini terjadi dalam beberapa hitungan bulan. Ketika tidak ada orang yang bisa mendengar dan mengerti seperti apa ketidakstabilan ini, akhirnya kepentok sendiri dengan dinding tinggi yang namanya bahagia. Tiba-tiba sadar sendiri, udah melupakan tiket buat masuk ke dalam pintu bahagia yang semesta udah kasi. Tiketnya cuma satu, catatan kebaikan yang pernah dilakukan selama perjalanan ini. What have you done? Apa ada kebaikan yang udah diciptakan? Seberapa banyak kesalahan yang udah bikin orang lain sakit? Banyak. Lalu hati kecil bilang kalau belum terlambat untuk menjadi baik lagi. Sebenarnya catatan yang lama masih bisa dibuka lagi tapi sampulnya udah beda, jadi sekarang mau belajar lagi untuk menjadi baik. Do good and good will come to you. Kalimat itu seolah-olah membangkitkan syaraf-syaraf di otak yang udah lama ga berfungsi dengan baik. Kalau udah baik, hal-hal baik pasti datang kembali, seperti kalimat what goes around comes back around. Kalau udah datang yang baik-baik, kebahagiaan akan tercipta, ketidakstabilan akan lenyap dengan sendirinya. Semesta bantuin ya…

Oh, satu lagi, bahagia melihat orang yang disayang menjadi bahagia dengan pilihannya adalah satu hal yang bisa dimasukkan ke dalam cara menjadi baik. Kamu, tetaplah menjadi baik, teruslah berikan contoh itu. Senyuuum…

Komentar

  1. Baiklaaaah :)

    Aul juga sering merasa nggak stabil bang
    Hampir selalu malah wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar