Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Nasihat dari Buku

Saya sih bukan tipe orang yang kutu buku, tapi saya bisa bilang kalau salah satu hobi saya adalah membaca, apa saja. Kali ini mau nyeritain pengalaman batin yang luar biasa ketika selesai baca novel. Bagi yang gila baca, pasti tau sama judul novel Sabtu Bersama Bapak. Iya! Buku hebat itu sejatinya bikin saya sadar dengan apa yang udah saya rencanakan dalam hidup saya selama ini, apa berjalan dengan perkiraan sebelumnya, atau bahkan tidak punya progres apa-apa. Postingan ini bukan berupa review buku atau sejenisnya, tapi postingan ini mau nyeritain kesan setelah baca buku itu. I'm out of words nih sebenarnya, bukunya bener-bener bagus, penuh pesan dan nasehat. Buat laki-laki, buku ini penting banget karena mungkin bisa jadi rujukan saat menjadi seorang bapak nanti. Buat perempuan juga bisa, parenting guide lah nama kerennya. Pengen salin semua nasehat dari buku itu di sini tapi capek dong, hahaha. 

...kewajiban suami adalah siap lahir dan batin. Ketika Bapak menikah tanpa persiapan lahir yang matang, itu artinya batin Bapak juga belum matang. Belum siap mentalnya. Karena Bapak gak cukup dewasa untuk mikir apa arti dari 'siap melindungi'...
Percakapan itu terjadi ketika sang Bapak memberi nasehat lewat video kepada kedua putranya, Satya dan Cakra, yang beda tiga tahun. Saya mulai serius baca lanjutannya, maklum butuh refrensi juga kan buat nantinya, hihihi. 

...bukan berarti seseorang harus kaya dulu sebelum nikah, tapi kalian harus punya rencana, punya persiapan. Menikah itu banyak tanggung jawabnya. Rencanakan. Rencanakan untuk kalian. Rencanakan untuk anak-anak kalian... 
"Nah, bener!" saya bilang dalam hati. Emang bener dan saya sangat setuju dengan kalimat si Bapak. Semua hal yang direncanakan dengan matang akan memberikan hasil akhir yang sangat baik. Let's talk about it, menikah ga hanya saling cinta dan mau, tapi makan butuh uang, ga bisa makan pakai pasir. Berani banget namanya mau menikahi seseorang tanpa persiapan finansial yang stabil. Mau dikasi makan apa anak orang? Tanggung jawab seseorang itu akan pindah sepenuhnya kepada kita sebagai kepala keluarga. 

Itu baru nasehat tentang pernikahan. Masih banyak lagi pesan-pesan penting yang ada di buku Sabtu Bersama Bapak ini seperti bagaimana mendidik anak dari kecil, remaja, sampai dewasa. Novel ini salah satu dari beberapa buku yang saya habiskan kurang dari 12 jam, dan sangat berkesan sampai sekarang. Selain buku tersebut, novel Totto Chan juga berhasil membuka mata hati dan pikiran saya tentang bagaimana mendidik anak secara baik. Tau novel Totto Chan yang sangat terkenal itu, kan?! Nah Totto Chan itu memberikan efek yang sama seperti saya membaca Sabtu Bersama Bapak. Jenius pengarangnya ya! 

Ada rekomendasi buku-buku bagus kayak dua yang saya sebutkan di atas?

Komentar

  1. Fer, masukin foto sampul bukunya juga biar pembaca blog nya tahu buku yang dimaksud.

    Aku sekarang udah jarang baca juga, kebanyakan main sosmed (--_----)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks masukannya, bang Cipu. Udah diedit tuh hihihi

      Hapus
    2. Yeeessss udah tahu bukunya yang mana

      Hapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar