Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Noor Damanik

16 Oktober 2013 17:16
Noor Damanik bisa bertahan walau salah satunya udah ke mana-mana dan jarang pulang. Semua itu bertahan karena keduanya sama-sama pegang prinsip saling menjaga perasaan dan kepercayaan. Keduanya masih pengen bahagia bareng-bareng. Keduanya ga pengen salah satu dari mereka ada yang sedih. Ketika keduanya bertemu itu semua karena rindu yang udah penuh ditahan berlama-lama. They're sweet.

13 Februari 2014 16:06
Sore-sore Noor Damanik tetap satu dalam jarak yang jaaaaauh sekali di tengah kemacetan (ND, Tak Peduli)

06 Maret 2014 20:38
Noor Damanik bersedia menunggu, tapi bukan untuk menjadi licin dan berlumut saat hujan tak sempat beritahu kapan ia akan turun. Sudah pernah ke Orchad dan selalu penuh kejutan. 

24 Maret 2014 18:18
Noor Damanik pun bisa tak sabar dan menghampiri kerinduannya. Banyak yang bisa diambil pelajaran dari Noor Damanik. Menghargai dan saling membutuhkan adalah contoh dari sekian sifat emas yang dimilik Noor Damanik. Kepercayaan? Mungkin sudah menjadi sifat yang sudah menyatu. 

04 April 2014 11:09
Noor Damanik belum terlihat gelisah menatap ruang besar kosong, Noor Damanik hanya yakin ketika beberapa hari kemudian ruangan itu akan berubah menjadi jembatan penghubung antara sisi kiri dan sisi kanan. Noor Damanik punya tabungan banyak dan sisa cuti yang bisa dihitung dengan jari. (ND, April)

20 April 2014 22:33
Noor Damanik kembali untuk menikmati kemacetan. Kembali punya memori yang bisa dijadikan bahan bacaan pengantar tidur. Berbaju biru muda dengan senyuman yang khas walaupun satunya berada di belakang, tapi hatinya bersatu. Banyak yang menantikan kelanjutannya. (ND, Minggu Ke-Tiga di bulan April 2014)

28 April 2014 20:01
Noor Damanik menyukai seni lukis seperti teman makan yang berada di depannya. Berkumpul membuat perbincangan baru lalu menghadiahi kebersamaan dengan senyuman. Indah sekali malam ini. (ND, Bersatu dengan Akhir Bulan)

22 Juni 2014 22:40
Noor Damanik melakukan perjalanan ke dua tempat yang berbeda dengan teman-teman yang tak sama. Berfoto dengan bantuan seseorang supaya terlihat keharmonisan dia dengan tempat yang dikunjungi. Berjanji menjaga alam dan berjuang agar langit tetap biru. Bungkam ketika berhadapan dengan laut seolah-olah yang dia bisa lakukan hanya memperhatikan riak-riak air yang bergantian menghilang. 

19 Agustus 2014 10:54
Noor Damanik mencari pasir putih di Phi Phi Island dan bersantai sejenak di Phuket. Mencari matahari yang keliatannya sama dengan kota emas. Bercanda tawa tanpa takut kulit terbakar. Bukan berapa biaya namun berapa detik kebahagiaan yang diciptakan dan memori tanpa batas seakan mendukung kegiatan itu. Sekarang Noor Damanik tengah senyum memandangi hasil lukisan alam dalam bentuk digital. (ND, Phuket, Agustus 2014, Beda Jeda)

18 September 2014 04:35
Noor Damanik kelihatan supersibuk beberapa bulan belakangan ini. Kisah Noor Damanik memang tidak se-jetset kisah Novelinus yang baru dihadiahi cake antimual dan sepaket tiket perjalanan, namun Noor Damanik memperlihatkan kedewasaan yang dinamis. (ND, Cake Antimual dari Novelinus)

24 Oktober 2014 08:46
Tidakkah mereka semua merasa iri ketika Noor Damanik puya episode baru di tanah Singapura? Lama tidak menulis pelangi sehingga berprasangka sedang mencari asa, ternyata episode baru berjalan dengan manis sesuai rencana. Noor Damanik punya tiga sampai empat hari menata pekarangan belakangnya untuk dinikmati bersama saat matahari kembali sembunyi nanti. (ND, Akhir Oktober, Tanah Singapura)

18 November 2014 07:42
Tidak tahu persis apakah Noor Damanik mampu merapikan kertas remuk itu. Untaian kata dengan sisipan gambar anjing kecil berwarna cokelat namun berwajah sedih itu menandakan kalau kondisinya sedang campur aduk. Sudah dihapus, tenanglah. (ND, November Rain, 2014)

18 Februari 2015 08:18
Noor Damanik tidak lagi terkait dengan album dan jembatan penghubung yang dulu pernah dibangun ketika weekend berjumlah sama, dan foto hewan yang jadi teman setia manusia itu memberi tanda bahwa semuanya bercerita manis namun terakhir hitam. Noor Damanik sabar dan keinginannya pergi ke satu tempat yang sama sekali baru akan menjadi bukti baginya. (ND, Februari 2015, Akhir)

08 Mei 2015 04:14
Tidak punya gambaran apapun lagi mengenai lukisannya. Noor Damanik seperti kehabisan sumber energi untuk bangun dari remukan-remukan yang diberikan memori baru untuknya. Bahkan sekarang berada di mana saja tapi ia tidak bisa mendeteksi lokasi. Noor Damanik kemudian bertanya, sebab apa yang paling membuatnya bahagia selain dirindukan di tengah tumpukan kerjaan yang menggunung kemudian mendapat sapaan "hai, saya di sini. Kamu ok di sana?", ya, itu termasuk. (ND, Mei 2015, terakhir)

09 September 2015 22:00
Mungkin pernah, tapi Noor Damanik sudah punya kanvas yang berbeda. Setiap pulang tak akan pernah lagi berbagi pemandangan yang sama walaupun dalam satu langit. Minum smoothies tiga lapisan kemudian jingkrak-jingkrak dalam ruang bercahaya remang. Noor Damanik pernah melakukannya bersama, sampai akhirnya dipangkas untuk bisa berjalan tak beriringan. Bisa, Noor Damaik bisa. (ND, Tak Sekanvas, Sept 2015)

Tamat.

Tokoh ini saya ciptakan sejak dua tahun lalu di akun Path saya, tiap bulan selalu ada sepenggal kisah yang saya tampilkan di sana, namun semua pasti ada akhirnya termasuk kisah tokoh ini. Postingan blog ini bentuk rekapan supaya enak dibaca kapanpun di manapun secara keseluruhan. Senyuuum...

Komentar

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar