Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Onomatophobia

Kata Onomatophobia baru aja saya dapatkan ketika saya iseng googling tentang ketakutan seseorang terhadap sebuah nama atau kata. Berdasarkan definisi beberapa situs arti kata, onomatophobia berasal dari kata name, nama, jadi begitulah istilah tersebut diciptakan. Ada tujuannya kenapa saya mencari istilah tersebut. Beberapa tahun belakangan ini saya merasa tidak nyaman sekali dengan kata jauh. Lawan kata dari dekat itu sudah hinggap di dalam benak ini dan sangat tidak menyenangkan sekali ketika orang-orang dekat saya mengeluh dengan kalimat yang mengandung kata itu. Aneh, memang.
Kata jauh sebenarnya wajar aja digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak mendekati keinginan. "Aduh, rumahnya jauh sekali ya, mana lagi hujan", saya menilai orang yang mengeluh dengan kalimat seperti itu adalah orang yang kebanyakan mager alias males gerak. Kalau ga mau kena hujan, ga usah keluar rumah. Kalau ga mau rumahnya jauh, pindahlah ke tempat yang lebih dekat. Begitu kan?! Wah, saya jadi seperti marah ini. Padahal intinya kita ga boleh ngeluh. And yes, kata jauh biasanya selalu ada dalam kalimat-kalimat keluhan. Ayolah, hidup sudah susah jangan sampai ngeluh diperbanyak. Gini, saya kasi contoh dengan kalimat "Ah males, kamunya jauh di sana", kenapa mengeluh dengan seseorang yang berbeda tempat tinggal dengan kita? Jika mau melakukan sesuatu bersama pasti ada usaha, jadi perbanyaklah usaha daripada mengeluh. Kalau udah capek berusaha, ya udah istirahat dan tinggal berdoa aja. Kalau udah ga mau usaha, ya udah mati aja lah. Jangan ngeluh ya. Jangan ngomong jauh sama saya. Kalau ketemu saya jitak nanti. 

Komentar

  1. Jauh kaaak...jauuuuh...
    *kemudian dijitak*

    BalasHapus
  2. Ah Padang jauh Fer, susah kopdar an sama Ferdi

    #kabursebelumdijitak

    BalasHapus
  3. kutakbisa~ jauh~ jauh~ darimu~ *nyanyik*

    BalasHapus
  4. Awalnya saya pengin komen kayaknya onomatopoeia bukan itu deh artinya. Terus setelah baca lagi, ternyata emang lagi bukan bahas onomatopoeia, tapi onomatophobia. LOL.

    Oh, ya, kayaknya beberapa minggu lalu saya sempat liat Ferdi di CGV Blitz GI deh. Celana panjang warna khaki.. kemeja lengan panjang warna biru/kebiruan... dan sendal... Ya ga sih??

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar