Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Onomatophobia

Kata Onomatophobia baru aja saya dapatkan ketika saya iseng googling tentang ketakutan seseorang terhadap sebuah nama atau kata. Berdasarkan definisi beberapa situs arti kata, onomatophobia berasal dari kata name, nama, jadi begitulah istilah tersebut diciptakan. Ada tujuannya kenapa saya mencari istilah tersebut. Beberapa tahun belakangan ini saya merasa tidak nyaman sekali dengan kata jauh. Lawan kata dari dekat itu sudah hinggap di dalam benak ini dan sangat tidak menyenangkan sekali ketika orang-orang dekat saya mengeluh dengan kalimat yang mengandung kata itu. Aneh, memang.
Kata jauh sebenarnya wajar aja digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak mendekati keinginan. "Aduh, rumahnya jauh sekali ya, mana lagi hujan", saya menilai orang yang mengeluh dengan kalimat seperti itu adalah orang yang kebanyakan mager alias males gerak. Kalau ga mau kena hujan, ga usah keluar rumah. Kalau ga mau rumahnya jauh, pindahlah ke tempat yang lebih dekat. Begitu kan?! Wah, saya jadi seperti marah ini. Padahal intinya kita ga boleh ngeluh. And yes, kata jauh biasanya selalu ada dalam kalimat-kalimat keluhan. Ayolah, hidup sudah susah jangan sampai ngeluh diperbanyak. Gini, saya kasi contoh dengan kalimat "Ah males, kamunya jauh di sana", kenapa mengeluh dengan seseorang yang berbeda tempat tinggal dengan kita? Jika mau melakukan sesuatu bersama pasti ada usaha, jadi perbanyaklah usaha daripada mengeluh. Kalau udah capek berusaha, ya udah istirahat dan tinggal berdoa aja. Kalau udah ga mau usaha, ya udah mati aja lah. Jangan ngeluh ya. Jangan ngomong jauh sama saya. Kalau ketemu saya jitak nanti. 

Komentar

  1. Jauh kaaak...jauuuuh...
    *kemudian dijitak*

    BalasHapus
  2. Ah Padang jauh Fer, susah kopdar an sama Ferdi

    #kabursebelumdijitak

    BalasHapus
  3. kutakbisa~ jauh~ jauh~ darimu~ *nyanyik*

    BalasHapus
  4. Awalnya saya pengin komen kayaknya onomatopoeia bukan itu deh artinya. Terus setelah baca lagi, ternyata emang lagi bukan bahas onomatopoeia, tapi onomatophobia. LOL.

    Oh, ya, kayaknya beberapa minggu lalu saya sempat liat Ferdi di CGV Blitz GI deh. Celana panjang warna khaki.. kemeja lengan panjang warna biru/kebiruan... dan sendal... Ya ga sih??

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Nenek Siapa Ini?

Mempertanyakan Hak