Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik

Sudah Hapus Tatomu?

Dulu waktu kecil, kalau liat orang yang ada tatonya, entah itu di tangan kanannya (yang kalau pake baju lengannya itu dililpat-lipat sampai ke bahu biar keliatan, hahaha), atau di kaki yang gambar kepala singa, dan lain-lain, itu saya mikirnya pasti preman pasar atau preman yang suka nongkrong di sudut-sudut jalan. Hahaha. Ya maklum, dulu tato kan emang terkenal dipake oleh orang-orang yang suka akan kekasaran kayak preman. Apalagi dulu masih SD yang kalau ada tokoh preman di tv pasti ada tatonya. Jadi pengetahuannya cuma sampai segitu, wahihi :D



Tapi sekarang berbeda, semua berubah setelah negara api menyerang tato udah ga jadi hal yang tabu dan khusus disematkan untuk orang-orang yang identik dengan dunia kejahatan, tapi jadi hiasan tubuh yang populer yang digunakan oleh orang banyak, bahkan perempuan. Wow ga sih?! Biasa aja tuh (jawab audience yang baca, hahah). Di Indonesia, publik figur udah ga ragu lagi memamerkan tatonya, ada yang di lengan, ada yang di punggung, dll. Belum lagi orang-orang biasa. Mungkin udah banyak banget. Ssstt, saya juga sempat kepikiran pengen tatoan lho, abis liat tato tulisan Arab di tangannya Olla Ramlan yang keliatannya keren, tapi pengennya bikin di pinggang, biar ga ada yang tau, huahahahaa. Untungnya ga cepat-cepat ngambil keputusan, soalnya bakal banyak efek yang akan saya terima setelah ditato itu.

Tato lucu Olla Ramlan


Itu baru di Indonesia, coba kita liat ke orang Amerika, mungkin banyaknya berapa kali lipat dari jumlah orang bertato di negara kita. Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center (2006): 36% dari orang Amerika yang berusia 18-25 tahun dan 40% dari mereka yang berusia 26-40 tahun, memiliki tato (setidaknya satu tato). Data itu saya dapat dari situs ini: http://www.vanishingtattoo.com/tattoo_facts.htm. Makin penasaran, saya baca artikelnya sampai ke bawah dan menemukan hal yang menakjubkan: 84% dari mereka yang bertato tidak menyesali kalau mereka punya tato. Hahaha, namanya juga suatu kebanggaan kalau udah punya tato kayaknya. :D

Tapi, saya menemukan hal yang menarik dari orang-orang bertato di Amerika sekarang ini. Apa itu? Menghapus tato merupakan tren baru di kalangan kawula muda Amerika. Ternyata di Amerika sana lagi happening buat ngapus-ngapusin tato. Dan klinik-klinik yang bisa menghapus tato jadi sangat laku di Washington sana.  Buka link berita di VOAnews tanggal 19 Januari 2012 di atas itu deh. Hahaha. Lucu aja, ternyata kalimat "everything's changing" berlaku juga ke pemikiran mereka yang bertato. Malah jadi musim menghapus tato di sana. Saya kutip beberapa kalimat di artikel itu:

Jennifer Bezdicek, pakar hukum di Washington, datang ke klinik Saler untuk menghapus sebuah tato kecil bergambar hati dan bunga mawar dari pergelangan kakinya. Ia menuturkan, "Saya membuat tato ini ketika berusia 18 tahun. Bukan keputusan cerdas yang pernah saya buat. Saya hanya ingin menghapus semuanya dan tidak perlu mengkhawatirkannya lagi."

Barangkali si Jennifer Bezdicek itu ada kenangan tersendiri di tatonya itu yang bikin dia galau berkepanjangan, dan memutuskan untuk move on dengan menghapus tatonya. Hahahah. :p (Peace...)

Jhonny Depp
Apapun keputusan mereka soal tato itu, mau mereka tetap bertato ataupun ingin menghapusnya, itu adalah pilihan mereka, tapi saya beneran mendukung deh orang-orang yang ingin ngapusin tato-tato mereka, soalnya ga sedikit lho efek yang muncul setelah bikin tato.

Banyak lho efek-efeknya, diantaranya adalah efek samping. Nah, sebelum ditato seseorang haruslah sudah mikirin matang-matang apa efek sampingnya. Apalagi kalau ditato secara permanen. Karena tato dibuat dengan cara menusukkan jarum ke kulit bagian dermis atau lapisan kulit kedua yang mana sel pada dermis itu cenderung lebih tetap dan permanen, beda dengan tato temporer yang bisa ilang dalam beberapa waktu. Cari deh di Google, efek-efek apa aja yang dihasilkan setelah membuat tato. Belum lagi baca berita-berita orang yang terkena HIV-AIDS gara-gara jarum suntik yang ga steril, serem ya.


Komentar

  1. Aku punya tato pohon , di lengan kanan , tapi udah ti tebang , tinggal akarnya aja . ( baca : bulu ketiak ) :)))

    BalasHapus
  2. Haram tato..! nice info gan.. *smile

    BalasHapus
  3. pengen ditato gambar pemandangan wkwkwk... sampai saat ini ga pernah tersirat diotak gw pengen punya tato kok :)

    BalasHapus
  4. dulu juga pernah punya tato mas.. tato emping... alias.. p4nu..wkkw..wkk....

    BalasHapus
  5. Klo temporer aku pernah bikin, tapi klo tatto permanen gak deh kayanya, lagian dipundak udah punya tanda lahir ini hahaa...

    btw, lagi ikutan acara voa yg launching di On Off kemaren ya sob? moga menang :)

    BalasHapus
  6. @farandyrock = Zzzz... -_____- hahahah

    @Rohis Facebook = Yoi, gan...

    @Athina Legi = hihihi, thank you, Gi...

    @Farel Fortunatus = yang mengsketsakan gambar pemandangannya anak2 TK ya biar ekslusif hasilnya... wkwkwkwk

    @Fajar = haaaiyaaahhh, panu :))

    @Ferdinand = hahaha, tanda lahir juga patut dijadiin sebuah kebanggaan... Makasih doanya, sob... :-)

    BalasHapus
  7. Itu tato bahasa arab tulisan apa tho, Fer?hiks

    Jadi, Ferdy pernah pengen bikin tato? :P ayo bikinnnn, nanti apus ke amrik sonoh :P

    BalasHapus
  8. aku ga suka tato, lebih baik tato temporer yg bisa ditembus air atau lebih baik lagi cukup tato dalam bentuk kain/pakaian mode aja

    intinya jgn tato permanen!

    BalasHapus
  9. @anazkia = Ga tau itu tulisannya apa, mbak... hahaha... :p

    @Ario Antoko = Betul!!!

    BalasHapus
  10. bagaimana dengan tato suku2 pedalaman seperti di mentawai, kalimantan, atau irian? :D

    kalau mentato dengan motif tradisional suku2 pedalaman tersebut, bisa nggak dibilang menjaga dan melestarikan budaya indonesia? :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana apanya, nih? :D
      Biasanya tato-tato yang dipakai orang suku pedalaman itu menandakan status sosial mereka, tato-tato itu ditempatkan di beberapa bagian tubuh yang berbeda, masing-masing tato juga memiliki makna yang berbeda. Ada yang tato yang menandakan dia adalah seorang tabib/dukun, ada yang merupakan suatu penghargaan, dll. Mereka melestarikan budaya mereka yang juga termasuk ke dalam budaya Indonesia donk... :P

      Hapus
    2. kalau misalnya... tiba2 mereka ingin ngehapus tato mereka, apakah juga didukung? :D

      Hapus
    3. Aku tanya dulu mereka ngapusnya buat apa... :D

      Hapus
  11. ferdiiiii...... hahaha balik lagi kamu ngeblog.

    aku siy suka ngeliat tatto orang-orang, tapi gak suka ditatto. hehehehehe

    eh, ajarin dunk tuch kayak yang diatas, ada reply-replynya.... wkwkwkwk
    trus kalau dikasih reply gitu, blognya masih dofollow gak yach??? (pertanyaanku yang ini gak nyambung sama postingan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa... Aku lagi suka ngeblog lagi nihh...
      Eh udh aku kirim ke msg Fb tuh caranya XD

      Hapus
  12. Selamat Mas Ferdi sudah menjadi salah satu pemenang kontes blog VOA.
    Mampir ke blogku Mas, ditunggu.
    Memanusiawikan Lingkungan Sungai Ciliwung dan Sekitarnya

    BalasHapus
  13. artikel yang menarik....
    selamat n sukses...:-)

    BalasHapus
  14. saat bikin tato dan menghapus tato nya aja lebih mahal ngapus nya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Nenek Siapa Ini?

Mempertanyakan Hak