Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Fenomena Remaja Nongkrong di Sudirman - Dukuh Atas

Fenomena area stasiun Sudirman sampai ke halte Dukuh Atas yang ramai oleh remaja Bekasi, Depok, Citayam, Bojonggede, Cilebut, dsb. itu bukanlah sebuah ancaman yang gimana-gimana dan harus dibubarkan. Sejauh ini belum ada bukti kalau ada vandalisme, tawuran, dan kriminal di daerah itu.

Sebatas observasi yang saya lakukan kalau ke sana, ditambah nonton di banyak akun Tiktok, mereka yang ke sana bukan untuk berkelahi dan merusak melainkan untuk ajang pembuktian fesyen siapa yang lebih keren, dan siapa yang bisa viral di Tiktok. Kenapa? Sifat remaja yang akrab dengan media sosial emang begitu. Plus, sekarang sedang libur sekolah sehingga rombongan remaja daerah pinggiran Jakarta bisa ke sana setiap hari. Konten-konten outfit remaja akan di-publish tanpa henti di Tiktok dan disebar lagi di Twitter. Remaja yang viral akan kecanduan nyari perhatian lagi.

Hal yang menarik dari remaja dan media sosial adalah mereka menjadi hiperaktif yang seakan-akan menggambarkan gaya hidup mereka dengan mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya (Wilga Secsio, 2016). Namanya juga remaja ya, belum bisa dikatakan dewasa tapi ga mau dibilang masih anak-anak.  

sumber: tiktok.com/@jeona9798

sumber: tiktok.com/@bacotabiss

sumber: tiktok.com/@muhammadandika805


sumber: tiktok.com/@asisucus2

sumber: tiktok.com/@rcynt

Yang mesti kita lakukan sebagai orang dewasa yang lewat dan juga nongkrong di sana kita bisa sama-sama:

  • menegur dan memarahi kalau mereka merusak fasilitas dan rekam sebagai bukti.
  • menegur langsung kalau buang sampah sembarangan
  • melapor ke satpam beberapa gedung di dekat sana kalau ada yang sudah kelewatan.
  • memberikan masukan kepada pemerintah agar mendorong terbitnya peraturan daerah agar tempat itu tidak menjadi kumuh dan bau sampah.

Meskipun masih dalam proses pembangunan, integrasi sistem transportasi publik di Jakarta sudah mengedepankan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna transportasi publik. Revitalisasi halte dan stasiun dilakukan untuk kenyamanan pengguna (Alhamudin Maju, 2022). Ramainya area Sudirman dan Dukuh Atas oleh remaja itu bukti bahwa transportasi sudah mengintegrasikan kota pinggiran dengan pusat kota dengan baik. 

Komentar

  1. Setuju. Selama mereka gak mengganggu orang sekitar, gak merusak, gak nyampah dan ngikutin aturan yang ada, menurut saya gak perlu dipermasalahkan. Masih mending nongkrong2 doang daripada jadi begal.

    BalasHapus
  2. Aduw buset srepet tet tet teeettt

    Baru kali ini nemu postingan blog pake sitasi referensi..............JURNAL ILMIAH KAMPUS.
    Awesome sekali Pak Ferdi idola kami <3

    P.S.
    Aku tim Bonge dan Mami
    Buat diketawain online
    Ahahahahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Nenek Siapa Ini?

Mempertanyakan Hak