Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Lingkungan yang Mengubah

Sampai saat ini saya masih percaya bahwa manusia dan lingkungan adalah dua hal yang terus berinteraksi dan saling mempengaruhi. Perilaku manusia bisa mengubah lingkungan dan lingkungan juga bisa mengubah perilaku manusia. Ini bukan sebuah pembahasan tentang materi kuliah Lingkungan tapi hanya sebuah tulisan yang berasal dari pengalaman saya selama berada di lingkungan baru. Saya merasa harus menuliskan ini sebagai bahan bacaan untuk saya di masa depan dan bisa juga sebagai bahan pertimbangan saya untuk bertindak terhadap kondisi-kondisi tertentu. 

Kenapa saya mention dua hal di atas, yakni manusia dan lingkungan, adalah karena saya merasa ada yang berubah dari diri saya sejak berada di Ibu Kota. Walaupun masih dikategorikan sebagai pendatang baru, I don't know why I'm feeling different now. Jadi, setelah saya cari referensi tentang teori Psikologi Lingkungan (tautan dari sini), saya menemukan empat poin bagaimana lingkungan mempengaruhi manusia (dalam hal ini perilakunya): 

  1. Lingkungan menghalangi perilaku 
  2. Lingkungan mengundang dan mendatangkan perilaku
  3. Lingkungan membentuk diri
  4. Lingkungan mempengaruhi citra diri.
Kemudian saya mencoba menghubungkannya dengan apa yang sudah saya alami. Dulu sepertinya ga akan pernah begini tapi tidak saat saya hijrah ke Jakarta.

Sebulan yang lalu saya memarahi peminta-minta yang memaksa saya untuk memberikan uang ke dia alih-alih kasihan, hahaha. Kejadiannya sekitar jam 8 malam di trotoar dekat terminal Depok. Waktu jalan kaki sendirian di trotoar ada dua orang ibu paruh baya dengan anak kecil seusia 1 SD menegur saya. Mereka cerita kalau mereka berasal dari Kalideres dan kehabisan uang untuk bayar tiket KRL. Saya bilang "wah jauh juga dari Depok ke Kalideres, satu-satunya cara emang naik KRL". Si Ibu itu nambahin lagi kalau uangnya cuma ada Rp 15.000,- untuk bertiga ga cukup untuk naik KRL sampai Kalideres. Dia minta tambahin 30 ribu lagi supaya bisa pulang. Saya jawab "saya ga ada 30ribu, Bu", dan dengan santainya dia bilang gini "ya coba tukarkan uangnya dulu ke warung depan, kan bisa". Saya pun akhirnya menjawab begini "Lho, kok malah Ibu yang ngatur saya harus ngapain? Ibu minta uang tapi ngatur-ngatur, saya ga mau kasi" kemudian melipir pergi menjauh dari mereka. Hahahaha. Waktu saya ceritain ke teman-teman saya, mereka bilang kalau pengemis minta uang karena kehabisan ongkos pulang itu adalah modus lama. 

Baru-baru ini saya menegur ojek online yang menolak orderan. Kejadiannya pagi hari di saat semua orang buru-buru untuk sampai ke kantor. Keluar stasiun, saya pesan ojol tapi susah dapat driver karena jaringan padat. Karena ada fitur GrabNow saya datangi para ojol yang sedang mangkal, barangkali mereka lagi ga ada orderan. Pas saya minta untuk GrabNow ke daerah blok M, abangnya banyak alasan dan malah nunjuk-nunjuk temannya. Karena diburu waktu dan melihat abang ini menolak rezeki, saya bilang gini "Eh, kalau ga mau terima ya udah, ga usah nunjuk-nunjuk orang lain" Ngeselin banget! Saya tinggal buat pesan ojol lain. Hahahaha. I'm not going to use GrabNow anymore.

Pernah ditelepon oleh sales marketing sebuah perusahaan kartu kredit atau lain-lain? Yeah, I received plenty of them. Mereka ngomong panjang lebar dan ga sempat memberikan kita waktu untuk bicara. Beberapa orang pasti dengan sadisnya langsung menutup telepon. Kalau saya bukan seperti itu. Saat mereka menghela napas panjang di antara kalimat yang sedang mereka sampaikan, di saat itu saya bicara kayak gini "Sebentar, mbak tarik napas dulu, giliran saya yang bicara. Saya saat ini sedang ga punya waktu banyak karena banyak kerjaan, jadi mari kita hemat waktu dan mohon maaf saya belum tertarik dengan tawaran mbak. Mungkin coba lagi lain kali ya..." Do you know what's her answer? "Baik kalau begitu, terima kasih, Pak" Hahahaha.

Dari kejadian-kejadian di atas, saya menyimpulkan kalau sejak pindah ke lingkungan baru yang semuanya serba cepat, saya merasa menjadi lebih tegas dan berani dalam berkata dan mengambil tindakan. Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang, akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Bagi saya, perubahan yang saya rasakan adalah hal positif yang sedang berkembang yang tujuannya untuk membentuk diri. Kalian pernah merasakan perubahan seperti ini? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar