Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

09.08 (Part 1)

Harusnya sudah sebulan lebih postingan ini muncul di sini. Bukan sibuk atau tak sempat berinternetan, hanya saja aku yang malas membuka situs bertuliskan blogger(dot)com ini, seperti ada bisikan jahat untuk mengalihkan perhatianku dari tempat ini. Hahahaha :D

Halo, semuanya, Assalamu'alaikum wr.wb.
Hari ini sudah 01 Februari 2013, bulan baru lagi nih, yang terima gaji udah bisa senyum senang sekarang. Asyik, ngomongnya sekarang udah g-a-j-i :)) #intermezo. By the way, readers, sejak pertengahan Desember tahun lalu aku berada di tempat ini, di tempat pelatihan yang disediakan oleh kantor, tempat aku ditampung memulai karir di sebelah utara dari ibukota. Di sini, aku dan 16 teman lain digodok untuk menjadi calon pemimpin, mulai dari nol. Very interesting pokoknya.

Punya teman baru nih ceritanya. Dapat teman-teman yang berasal dari berbagai daerah, yaah walaupun kebanyakan berasal dari Jakarta, tapi menyenangkan. Satu angkatanku (17 orang) ini, ditempatkan di satu ruang besar dengan fasilitas lengkap yang memiliki empat kamar, tiga kamar mandi, satu ruang tamu, satu dapur, dll. Bagi-bagi deh tuh perkamar, ada yang berenam haha. Tapi untungnya tempat ini gede, jadi ga usah dibayangkan gimana-gimananya :P

Gampang-gampang susah untuk beradaptasi dengan 16 orang dalam satu hari. Gampang karena kami "dikamarkan" dalam satu tempat, yaitu ruangan 09.08, tiap hari ketemu, tiap jam, tiap detik, mainnya ber17. Susahnya ya... karena watak masing-masing pasti ga ada yang sama, cuma rambut doang yang warnanya sama. Hahaha. But it's ok, never mind. 

Udah sebulan lebih ini, hubungan satu sama lainnya udah mulai terjalin mulus. Kejadian lucu, bikin ketawa, bikin kesel, bikin pengen nabok, berebut kamar mandi, dan masih banyak lagi. Insyaallah masih ada (lebih kurang) 4-5 bulan lagi bareng mereka. I heart you all, guys. Mari taklukkan pelajaran-pelajaran itu! Kepalkan tangan ke atas!

Album foto:
Foto hari pertama. (masih 18 orang)
Kemacetan di perempatan dekat tempat tinggal (foto ini punya orang lain)
Cukong & pak Eka ngerjain soal
Tak ada yang tau apakah akhirnya tangan mereka saling berpegangan/tidak

Pasti lagi menghapal nih, pasti!
Ini pasti lagi menghayati lirik lagu.
Lagi di kelas Generation Y
Pengungsi berdasi
Kembali ke kasur masing-masing
Lagi meeting malam
"Lihat  bintang itu? Aku ingin berkelip seperti itu di hatimu" #eeaaa
Menu nasgor pun ga luput difoto
Ini gue yang jadi tukang fotonya
Cukong belajar
Renang malem
Ini waktu banjir Jakarta, Alhamdulillah ga sampe masuk pekarangan.

Komentar

  1. itu depan gerbang kolam ikan ya...
    :P

    semoga menjadi pemimpin yang hebat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahaha, kolam ikannya paling besar se-Jakarta.
      Amiin, makasih doanya, sob.

      Hapus
  2. you're back!! HAHAHA.. isi terus ya diary nya.. ;)

    BalasHapus
  3. kok yg lagi ngapalin lirik ditutupin mukanya? hihihi...

    BalasHapus
  4. tetap semangat masbro. yang penting gak kena banjir :D

    BalasHapus
  5. Gitu ya.. lama amat sekamar dengan 18 orang...............
    Laluuuuu, kamar mandinya ada berapa? Saya yang dirumah ber 2 sama suami, kamar mandi satu msh kurang.. msh sering berebut soal *panggilan alam.
    Sukses selalu ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, kalo bicara soal kamar mandi dgn isi sebanyak kami ini, harus punya perhitungan sendiri, mbak.. ada yg mandi pagi2 banget, ada yg mandinya paling telat, semua tergantung jam berapa bangun. Hahaha

      Hapus
  6. Eh sekarang sudah pake "gue" yah.... wah bener bener udah jadi anak Jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahahaha, tapi kalau ketemu teman sekampung, masih pakai bahasa daerah kok, bang :D

      Hapus
  7. aaaakkk keren banget babang!
    suskes terus bang! Ganbate! *makan odol gigi Suju*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nih masih ada odol di sini, mau lagi? #halah

      Hapus
  8. ahhh diklattt!!!
    jadi kangen masa-masa sengsara ku mwahahaha~
    good luck to you, Fer and all your mates "D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you, uni...
      Iya, masa2 sengsara tapi ga bisa dilupakan deh. :D

      Hapus
  9. eh, ferdi kerja nya dimana sekarang?

    BalasHapus

Posting Komentar

silahkan dikomen.... jelek2 jg gpp...
ga marah kok, paling gue jampi2 ntar malamnya...
hahahaha...

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar