Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Mom, I Miss You So Much...

assalamu'alaikum wr.wb...

pagi ini gue lagi di kmpus, biasalah... nungguin pak Doni yg leletnya minta ampun.
ngenet bentar di blok, hehehe...

Desember ini, khususnya minggu ini, gw bener2 sepi di rumah, gag ada siapa2.
Nina , tita udh ke pKu. meninggalkan diriku sendiri , (halah).


gw jadi kangen nyokap, kangennn bgd!!
biasanya pagi2 sebelum berangkat ngampus ada yg bikinin gw susu coklat, sediain makan pagi di meja makan. tp, skrg, higs... gw bikin susu sendiri, masak sendiri, ketawa sendiri, sedih2 sendiri....

Masih 20 hari lagi kepulangan nyokap ke tanah air.... huuff.. gag sabar deh...
liat di berita td soal kepulangan kloter pertama jadi tambah ga sabar bgd.


Semoga nyokap gw selamat sampai ke tanah air,, dan sehat wal afiat, amin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Malam di Pekan Budaya Sumatera Barat part. I

Tujuh dan Sembuh

Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar