Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Fenomena Remaja Nongkrong di Sudirman - Dukuh Atas

Gambar
Fenomena area stasiun Sudirman sampai ke halte Dukuh Atas yang ramai oleh remaja Bekasi, Depok, Citayam, Bojonggede, Cilebut, dsb. itu bukanlah sebuah ancaman yang gimana-gimana dan harus dibubarkan. Sejauh ini belum ada bukti kalau ada vandalisme, tawuran, dan kriminal di daerah itu. Sebatas observasi yang saya lakukan kalau ke sana, ditambah nonton di banyak akun Tiktok, mereka yang ke sana bukan untuk berkelahi dan merusak melainkan untuk ajang pembuktian fesyen siapa yang lebih keren, dan siapa yang bisa viral di Tiktok. Kenapa? Sifat remaja yang akrab dengan media sosial emang begitu. Plus, sekarang sedang libur sekolah sehingga rombongan remaja daerah pinggiran Jakarta bisa ke sana setiap hari. Konten-konten outfit remaja akan di- publish tanpa henti di Tiktok dan disebar lagi di Twitter. Remaja yang viral akan kecanduan nyari perhatian lagi. Hal yang menarik dari remaja dan media sosial adalah mereka menjadi hiperaktif yang seakan-akan menggambarkan gaya hidup mereka dengan menc...

Dari Jendela

Pembatasan tidak hanya dilakukan oleh sang petinggi untuk para kurcaci. Istilah itu juga dipakai untuk diri sendiri agar mampu memutus syaraf dua arah. Indera keenam mulai terasah karena pergantian halaman spiral yang sudah tidak bisa dihitung lagi dengan jari. Si tukang gali sudah tidak mau lagi masuk ke galiannya karena sadar betapa kurangnya oksigen di sana. Mengenyahkan sekop dari pandangan dan mulai membuat anak tangga. Bisa dibilang sekarang sudah berada di lantai dua karena punya panorama baru dari tempat berdiri. Melihat sekeliling dengan dua mata yang rasanya sudah lama tidak diedarkan. Satu-dua tersangkut namun angin di atas membuatnya bisa melanjutkan keindahan itu dengan dua jentik jari. Sudah yakin membentuk kubus kecil berjendela dan memiliki dudukan. Lebih dari dua belas bisa menikmatinya dan diberi kesempatan melihat kejadian serupa di depan mata. Dahsyat rasanya walau terlihat dari dalam. Sifat tetap menjadi prinsip hidup agar selalu menengadahkan tangan dan berharap k...