Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

ط

Lebih kurang dua bulan tidak mengunjungi toko buku Gramedia di daerah Matraman - Jakarta. Biasanya setiap bulan ada keinginan untuk pergi ke sana walau hanya sekedar cuci mata dengan tumpukan buku baru, atau bahkan membeli satu buku baru untuk dibaca di waktu senggang. Tapi dengan jadwal kerja yang sedikit lebih padat daripada biasanya membuat saya tidak sempat main ke sana. Akhirnya saya ke toko buku itu lagi hari Sabtu lalu ketika kepala rasanya butuh refreshing dengan melihat buku-buku baru di rak-rak yang besar. Ada yang punya kesukaan sama dengan saya gini? Hahaha... Semakin ke sini, saya cenderung lebih senang berlama-lama di deretan koleksi buku self-improvement. Membaca beberapa sinopsis buku yang berkaitan dengan keyword  "hidup sederhana dan bahagia" ternyata lebih menarik perhatian saya. Sering kali bacaan tersebut membuka pikiran saya seperti "sadar ga sadar hidup itu butuh diam dan rileks meskipun sebentar". Atau seperti kalimat di bukunya Adjie Si...

Ingin Bernyawa

Jika saja pertanyaan itu disuarakan kepada yang sama-sama punya kesukaan cerita panjang, jawabannya tentu akan berupa  template. Berulang kali diberi sirene bahwa zona bahaya dan jangan sampai larut ke dalamnya, tapi otak dan hati kadang tidak bekerja sama. Punya keteguhan tentang bisa sejajar tapi selalu goyah berkat tidak punya percaya, alhasil selalu berputar-putar. Satu hari pun bisa menjadi sesal yang pada akhirnya diabaikan. Permainan memutar tahun selalu menjadi cambuk untuk melihat setertinggal apa bongkahan kecil tersebut, tapi tak kunjung bangkit. Pada saat ini, alur yang terulang diikuti dengan saksama. Katanya harus sanggup sampai hati melakukan itu, dan jawabanpun hanya menunggu waktu. Bantuan dari Semesta akan tiba sampai saat yang dibutuhkan oleh nyawa yang ingin hidup. 

Biru Dongker Lengan Panjang

Kebingungan menunggu dua belas angka yang seharusnya menjadi sahabat ketika pulang membuat badan berkeinginan untuk rebah sejenak. Sekitar tiga puluh kemudian kata-kata panjang itu merayap masuk tanpa persiapan, dibaca dengan seksama lalu kaget bukan kepalang karena lawan diam sudah berdiri sempurna di lantai dasar. Jika ada pengeras suara mungkin keheningan menjadi pecah hanya karena dentuman nadi seluruh nyawa bergerak kencang pada saat itu. Mendinginkan suhu di meja bundar sambil menerawang jauh ke arah vertikal, entah apa yang menahan rasa ledakan tapi jelas ini adalah kapital R yang kuat yang tak bisa diraih. Scene berganti dari awan ke lawan. Kalimat bergulir menjadi ucapan demi ucapan yang sangat menyayat. Rasa ledakan berubah melahar, dipotong jeda ibadah lalu lanjut bercengkrama bersama di pinggir persegi panjang. Campur aduk seperti krayon yang patah kecil-kecil dan semuanya berada dalam satu kotak pensil dan tumpah. Biru dongker lengan panjang punya aroma yang khas saat did...

Memaksakan Diri

Semua berawal dari membaca judul-judul postingan yang di share  oleh teman-teman sesama blogger di grup Whatsapp, I was like...  Keren ya mereka sampai sekarang masih konsisten dalam membuat konten blognya, apapun jenis blog mereka; baik daily blog, traveling blog, book lover blog, dsb. Mereka yang sejak awal tahun sudah berniat kapan dan berapa jumlah postingan yang akan mereka publish  di blog mereka selama setahun ini membuat saya merasa terpanggil untuk melakukan hal yang sama. Now, here I am!  Memaksakan diri untuk menulis dan bercerita lagi di blog yang sudah sepi pengunjung dan bersarang laba-laba ini. That's okay , selagi masih ada internet dan laptop yang mendukung kegiatan blogging, saya akan berusaha berbagi cerita tentang kehidupan di sini, mengasah otak untuk berpikir dan membahas sesuatu yang sedang hangat dibicarakan. Walaupun sebenarnya kegiatan yang lebih prioritas masih banyak untuk diselesaikan, but I need to write something on my blog untuk ...