Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Memanggil Sunyi

Tidak banyak yang menyukai sunyi dan tidak banyak juga yang menyadari bahwa sunyi itu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Itulah hidup yang selalu ada dua sisi seperti ramai dan sunyi, bahagia dan sedih, datang dan pergi, penuh dan kosong. Keduanya selalu bergantian hadir di dalam hidup, tidak pernah hadir bersamaan.  Ketika hidup terasa banyak tekanan, lakukanlah sebentar untuk berhenti. Berhenti untuk memanggil sunyi. Bisa dengan banyak cara, seperti berdoa kepada Yang Maha Pencipta, bermeditasi, atau yang sederhananya menarik dan menghembuskan napas secara sadar utuh. Tekanan yang datang dari luar secara langsung membuat pikiran sempit dan berujung stres. Stres akan menyebabkan pikiran menjadi ramai. Memanggil sunyi adalah seni mengatur stres.  Jika mampu menyadari bahwa keramaian pikiran itu bisa dihilangkan dengan kesunyian, artinya penawar racun yang ada di pikiran sudah ditemukan. Iya, sesederhana itu bukan?! Saya sudah melakukannya. Ketika mendapatkan sebuah trigger...

Apa yang Dibutuhkan Bukan yang Diinginkan

Menyadari bahwa semua yang sudah ada di hidup saat ini sebagai karunia dari Sang Pencipta merupakan sesuatu hal yang wajib disyukuri. Segala sesuatu yang sudah hadir dan tersedia di hidup biasanya berasal dari semua yang dibutuhkan, bukan diinginkan. Mungkin pernah berdoa A, namun yang dikabulkan B. Jangan sedih karena justru Pencipta alam semesta sedang memberi sinyal bahwa apa yang diinginkan biasanya belum dibutuhkan pada saat itu. Lalu, mestikah bersedih jika belum mendapatkan A? Sedih adalah perasaan yang wajar, tapi yang mesti dilakukan adalah berterima kasih kepadaNya karena Dia masih perhatian, masih menyediakan sesuatu untuk hidup. Siapa yang lebih tahu kadar 'seberapa butuh'? Sang Mahatahu. Lalu sebagai makhluk yang dibekali akal dan pikiran, langkah selanjutnya yaitu belajar ikhlas. Biasanya sejalan sih , syukur dan ikhlas adalah sahabat baik. Dua kata itu beriringan yang akan membuat hidup terasa ringan. Ikhlas bahwa memang yang dibutuhkan saat itu adalah B, ikhlas ...