Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Di Balik Layar

Hidup berpindah dari satu fase ke fase berikutnya. Dari semua fase yang sudah terjadi, sepertinya sekarang adalah fase yang beratnya seperti menhir pada zaman Megalitikum. Tidur yang harusnya cukup menjadi kurang karena banyak hal berlarian dalam kepala padahal mestinya rehat. Sepertinya semua orang yang lebih tua pernah melewati fase ini ya. Apa saja kegiatan yang mereka lakukan sampai mereka bertahan hingga sekarang? Gambaran seperti inikah semuanya? Bagi yang tidak berhasil di titik mana mereka berada di momen terakhirnya? Kepala yang sedang kosong ini perlu diisi dengan pelajaran dari orang-orang yang lebih tua yang telah mengupayakan perjuangan hidup mereka. Media daring langganan terakhir memperbarui kontennya pada bulan Juni lalu, apa mereka menyerah? Oh, the struggle is real. Apa yang terjadi di belakang panggung tidak pernah dimunculkan pada khalayak, karena untuk apa juga mereka diberi tahu? Nanti saja jika sudah rilis, begitu kata para sineas. Setelah rilis barulah di balik ...

Yakin?

Gambar
Apa kau yakin bisa melewatinya, Fer? ...and I was like...

Lalu Ketika

Ketika: aku tidak hidup di jaman dulu | Lalu: susah senang kita bersama | Ketika: aku punya hak | Lalu: aku bisa apa | Ketika: aku tidak bisa memenuhinya | Lalu: kumohon | Ketika: begitu caraku memberitahumu | Lalu: aku tidak habis pikir | Ketika: aku peduli dia | Lalu: posisiku tidak dihargai | Ketika: apa nanti masih bisa kembali  | Lalu: ini trauma | Ketika: (diam) | Lalu: ketika itu selalu ada di dalam doaku bahkan jumlahnya lebih banyak dan lama untuk ketika itu daripada doa untukku sendiri. 

Apa Kabar?

Dia masih tertanam di benakku. Apalagi ketika hujan. Aku ingat ketika menjadi bagian dari dirinya pada urutan ke sembilan. Bahagia pasti. Semangat iya. Dia menerimaku apa adanya, bukan ada apanya. Walaupun aku tahu bukan aku orang pertama yang menyatu dengannya. Hari, minggu, bulan, sampai akhirnya tahunnya berjumlah. Aku menikmati proses yang dia tayangkan. Aku kemudian menjadi salah satu pemain dalam cerita yang kubuat sendiri. Pergi ke sana ke mari, padahal aku dulu buta dengan seluk beluknya, tapi dengan kebaikan dan (aku tak tahu, mungkin iya) keramahan yang tercipta oleh lingkungan sekitar, aku menemukan jalanku sendiri. Bahagia masih. Dia memang berkesan dalam buatku, buat banyak orang. Aku teringat dengan sebuah lirik lagu yang mengatakan jatuh cinta dengannya lalu kau juga akan merasakan patah hati dengannya. Di bagian ini aku mulai sadar. Dia terasa sangat kejam, haha. Entah momennya yang pas atau sengaja diciptakan untukku, mau tidak mau aku mengikuti alurnya. Saat aku haru...

Tidak Mudah

Ada warna merah lalu kemudian menjadi pudar, bagian itu yang tidak kuinginkan.  Ada yang tersisa, cuma tidak akan kuhabiskan sendiri. Aku rasa aku hampir menemukan itu. Aku merasa semakin cepat semakin bagus. Tenanglah.