Postingan

Bijak Batas

Lupa bahwa ada rambu-rambu yang harus dilihat. Selain tanpa alat penjelas, saat itu hujan pun semakin deras yang membuat keinginan pulang semakin kuat. Faktornya tidak satu, tapi begitulah runutnya di mana pada akhirnya masuk ke ruas yang berlubang dan berilusi. Para kurcaci saling beradu menyadarkan tapi sang tuan masih percaya bahwa air bening pasti akan kering seiring waktu. Hitungan satu lembar lebih sedikit sudah memperlihatkan batas-batas yang membawa ke ingatan pada rambu. Makhluk sekitar tertawa melihat konsep yang direvisi secepat telapak tangan berkeringat saat upacara. Bijaknya sang batas berhasil dibawa untuk catatan baru. Tidak masalah karena lubang pada ruas tersebut bisa dipanjat hanya dengan dua anak tangga. Buku putih yang ternyata berada di kolong peraduan ikut memantau dan menjaga kewarasan. Makhluk sekitar ikut tertawa lagi, dan kebodohan itu bertemu bijak saat refleksi. Batas mewaraskan. 

Fenomena Remaja Nongkrong di Sudirman - Dukuh Atas

Gambar
Fenomena area stasiun Sudirman sampai ke halte Dukuh Atas yang ramai oleh remaja Bekasi, Depok, Citayam, Bojonggede, Cilebut, dsb. itu bukanlah sebuah ancaman yang gimana-gimana dan harus dibubarkan. Sejauh ini belum ada bukti kalau ada vandalisme, tawuran, dan kriminal di daerah itu. Sebatas observasi yang saya lakukan kalau ke sana, ditambah nonton di banyak akun Tiktok, mereka yang ke sana bukan untuk berkelahi dan merusak melainkan untuk ajang pembuktian fesyen siapa yang lebih keren, dan siapa yang bisa viral di Tiktok. Kenapa? Sifat remaja yang akrab dengan media sosial emang begitu. Plus, sekarang sedang libur sekolah sehingga rombongan remaja daerah pinggiran Jakarta bisa ke sana setiap hari. Konten-konten outfit remaja akan di- publish tanpa henti di Tiktok dan disebar lagi di Twitter. Remaja yang viral akan kecanduan nyari perhatian lagi. Hal yang menarik dari remaja dan media sosial adalah mereka menjadi hiperaktif yang seakan-akan menggambarkan gaya hidup mereka dengan menc

Dari Jendela

Pembatasan tidak hanya dilakukan oleh sang petinggi untuk para kurcaci. Istilah itu juga dipakai untuk diri sendiri agar mampu memutus syaraf dua arah. Indera keenam mulai terasah karena pergantian halaman spiral yang sudah tidak bisa dihitung lagi dengan jari. Si tukang gali sudah tidak mau lagi masuk ke galiannya karena sadar betapa kurangnya oksigen di sana. Mengenyahkan sekop dari pandangan dan mulai membuat anak tangga. Bisa dibilang sekarang sudah berada di lantai dua karena punya panorama baru dari tempat berdiri. Melihat sekeliling dengan dua mata yang rasanya sudah lama tidak diedarkan. Satu-dua tersangkut namun angin di atas membuatnya bisa melanjutkan keindahan itu dengan dua jentik jari. Sudah yakin membentuk kubus kecil berjendela dan memiliki dudukan. Lebih dari dua belas bisa menikmatinya dan diberi kesempatan melihat kejadian serupa di depan mata. Dahsyat rasanya walau terlihat dari dalam. Sifat tetap menjadi prinsip hidup agar selalu menengadahkan tangan dan berharap k

Me-rewind

Paling mudah memanggil kembali memori yang jumlahnya berjuta-juta hanya lewat mendengarkan musik sendu disertai suara latar hujan yang jatuh ke jalanan. Dimulai dari episode terakhir yang ukurannya tidak terlalu besar lalu disusul dengan serial-serial lainnya hingga 12 musim. Usang tapi mengasyikkan, walau ada beberapa cuplikan yang membuat masam. Intinya mari sejenak melambat, tidak di sini tapi di kedua belas musim itu.  Episode terakhir kembali hadir ketika kosong menyeruak di antara waktu di mana sebenarnya paham betul tentang bahaya racun mematikan itu. Sang penulis kata-kata bijak mencatatkannya di lembar digital, katanya jangan hanya karena haus maka kau meminum racun yang sama. Si kepala batu masih saja batu, akhirnya terpeleset juga karena musim hujan.  Pindah ke episode dua terakhir yang semuanya serba kilat. Si tak gampang menyerah akhirnya melucuti senjatanya sendiri karena jika dipaksakan yang ada hanyalah ruang hampa, peluru akan terbuang percuma. Perlawanan tidak berlang

Atas Bawah - Ikhlas Melepas

Bukan kehidupan namanya kalau tidak ada kondisi di atas dan juga di bawah. Hidup kurang lengkap kalau cuma merasakan hal yang bahagia-bahagia saja. Kita butuh merasakan sakit untuk bisa merasakan bahagia. Bukan begitu? Kedua hal tersebut selalu datang bergantian. Jika sekarang sedang merasa di bawah atau terluka, jangan khawatir karena nanti pasti akan ada kejadian yang membuat kondisi kembali di atas atau bahagia. Namun keduanya tidak lepas dari teknik ikhlas melepas. Saya sedang mencari cara untuk memakai teknik itu lagi. Lagi? Berarti dulu pernah dan sekarang sedang tidak? Iya, betul. Tahun 2021 ini menjadi tahun kehidupan saya yang sungguh terasa roller coaster- nya. Sebulan sebelum tahun baru, ditambah empat bulan di awal tahun ini, lalu dilanjutkan dengan beberapa bulan setelahnya dan sampai sekarang bagaikan grafik saham yang naik-turun secara tajam tanpa ampun. Berdarah-darah di dalam hati dan pikiran. Semuanya disebabkan karena saya tidak memakai teknik ikhlas melepas. Hid

Rendang Pusako Bundo Khas Payakumbuh

Gambar
Banyak teman saya yang nanya "Emang rendang itu ada banyak macamnya ya, Fer? Trus bedanya apa? Kan rasanya sama-sama pedes gurih". Jawabannya banyak. Jenisnya ada dua, rendang basah (bukan kalio ya) dan rendang kering. Bedanya dari bahan utamanya, ada yang disebut dengan rendang daging, ada rendang ayam, ada rendang paru, ada rendang telur, ada rendang jengkol, rendang kambing, dsb. Hahahaha... Rasanya emang rata-rata sama, kalau beda berarti daerah asalnya yang menjadikannya ciri khas. Misalnya rendang telur (kering) itu ciri khas daerah Payakumbuh.  Ngomong-ngomong rendang asal Payakumbuh, ada satu produk lokal yang sempat saya cobain rendangnya beberapa bulan lalu. Nama merknya adalah Rendang Pusako Bundo yang diproduksi langsung di Payakumbuh. Saya request tiga varian yaitu rendang daging (basah), rendang suwir daging (kering), dan rendang suwir ayam (kering). Ga cuman tiga varian aja sih yang mereka buat, ada lagi rendang telur dan rendang paru (basah dan kering). Isen

Enggan Diperam Di Pendiangan

Tiga rangkaian akan dipecah satu per satu. Dimulai ketika buku yang bercerita tentang masa kecil di pelosok kampung berisikan kata-kata yang memukau, jadilah sebuah kalimat baru yang mewakili seluruh bagian terintegrasi ini. Baiklah. Hendaknya mereka yang mampir sudah mengenal asal paragraf sebelumnya sehingga bisa dipastikan akan paham kenapa bisa sampai di kota pelik ini. Bukanlah ibarat buah yang bisa diperam sehingga membusuk sebelum dimakan. Enggan ikut yang biasa tapi lebih menciptakan hal yang luar biasa. Pernyataan ini membunyikan lorong panjang yang bergaung pelan dan menyibakkan ilalang yang menghadang. Begitu pula di romansa, tiada hari tersisa kosong sebab inginkan sesuatu yang cukup. Walau teori dan praktik belum bertemu imbang tetapi catatan-catatan lama menggunung kemudian membentuk hamparan pelajaran yang utuh. Berhajat panjang sejak lembar pertama yang semua ini kuncinya hanya satu: enggan diperam di pendiangan . Tanpanya kans-kans yang disediakan Semesta tak kan perna