Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Mempertanyakan Hak

Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya?  Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya dat

Kembali ke Dalam Diri

Jordan B. Peterson pernah bilang "Kita hanya bisa memahami apa yang kita yakini setelah mengamati diri sendiri. Tanpa melakukan itu, kita tidak mungkin tahu apa yang sebenarnya kita yakini. Diri kita terlalu rumit untuk dimengerti."  Memang serumit itu untuk mengenal diri sendiri. Semakin dewasa, kita semakin paham (harusnya) dengan kemauan diri sendiri. Pengalaman hidup seperti merasakan kebahagiaan, kekecewaan, kesenangan, kesedihan, kemarahan, keterpurukan, kebersinaran, kebanggaan, dan semua yang bisa membuat kita puas mengenyam asam garam kehidupan, membentuk siapa kita secara mantap. Namun apakah kita sudah benar-benar mengenal diri sendiri?  Untuk apa kita kembali ke dalam diri sendiri? Untuk menjadi kuat. Di semua situasi.   Kita sering memandang hidup ini terlalu kompleks. Tekanan dari segala arah datang bertubi-tubi sehingga merasa butuh waktu lebih dari 24 jam sehari untuk menghadapinya. Merasa ini harus dibenerin, itu harus dibenahi, dan harus dala