tag:blogger.com,1999:blog-39023796128358073302024-03-13T05:53:14.289+07:00Digital Noteof Ferdi Fauzan PutraFerfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.comBlogger209125tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-26476435752479440962024-03-05T14:25:00.000+07:002024-03-05T14:25:02.679+07:00Mempertanyakan Hak<p>Apakah boleh seorang manusia rendah mempertanyakan hak yang paling mendasar kepada penguasa ketika kewajibannya sudah lengkap? Meski terkadang tidak semuanya sempurna, tapi yang jelas hampir semuanya selesai sebagaimana adanya. Pertanyaan bodoh, jawabnya. Terserah dia mau kapan memberikan hak itu kepadamu, namanya saja penguasa. Lagi pula belum tentu semua yang dikerjakan diterima. Kamu saja tidak pernah membaca detail apa yang menjadi pantangan & kemestian kan?! Hanya kulit luarnya saja, akui saja apa susahnya? </p><p>Benar, aku mengakuinya. Namun aku belum pernah lagi menikmati hal itu sejak lima tahun terakhir, jadi bolehkah? Sang Penguasa sepertinya tertawa datar mendengar pertanyaan bodoh itu lagi. Aku menghembuskan napas berat ke sekian kalinya yang membuatku siuman dan bermenung. Ini memang belum saatnya, ibarat tanggal main yang masih jauh dari kata tulat dan tubin. Apa yang harus dilakukan? Sejatinya tidak ada. Daya upaya sudah, bermohon sudah, tinggal tunggu tanggal mainnya datang. Akan ada satu hari bahagia itu datang lagi kepadaku dan jumlahnya tidak hanya sehari dua hari, melainkan ribuan hari. </p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-5354915345712859152023-07-16T19:37:00.000+07:002023-07-16T19:37:19.208+07:00Tujuh dan Sembuh<p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQnHhVLQoNZTlH2ehoeTnizC_1yHBtKJ--heVehldVeSrXha4ogry-NHVRp4stm87rN4Ib12IXq2G72oAixwgnomnq-TTWK7CxKRsYfMUO8LtRsXBp1jWuaN-xPvPVoIqRgA6fh7Lm4f_GY0bPnAbIfefsmL75znAg9VKzfxEzrku4XeHXS-qD8sAPYU4/s4032/Gambir%20Station.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQnHhVLQoNZTlH2ehoeTnizC_1yHBtKJ--heVehldVeSrXha4ogry-NHVRp4stm87rN4Ib12IXq2G72oAixwgnomnq-TTWK7CxKRsYfMUO8LtRsXBp1jWuaN-xPvPVoIqRgA6fh7Lm4f_GY0bPnAbIfefsmL75znAg9VKzfxEzrku4XeHXS-qD8sAPYU4/w640-h480/Gambir%20Station.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Stasiun Gambir</td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gesekan jari mungil di bilangan pusat saat itu memberikan sinyal hijau, namun yang dilihat ternyata bukan. Salah ambil jadwal bisa jadi penyebabnya, karena lupa bahwa pengalaman mengajari betul tentang gegabah yang tidak akan pernah membuahkan karya yang maha. Kedua dan ketiga dalam tujuh hari kalender mencatat kalau ini sebuah rekor baru untuk beradu syair. Kilat tapi nikmat. Tidak pernah terpikir sebelumnya Pesta Rakyat menjadi rute baru dan menyenangkan. Tiga kali sore memesan tujuan ke sebelah material-material mahal, dan itu menjadikan histori teratas di pelindung hijau. Senyum dan malam yang panjang. Kilat tapi tersimpan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPRopyNeZPvRK6uBQCf8qUIatIXhXwiYwzlfBm_vjYmxR9LJxqedbkM3n5nuQb9Me3yOo5LbKia4u1AIOuDSb8lS-3URFH5v6R600GPi4Y3JSxCP8FY2BsC2gPzZNnywSIB3ii4VObEM1txc6CI6IjSzfpsVR9BtBuEaxmRGliI_o6jRg0P2Mj40K8ZNg/s3822/Bandung%20Station.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2855" data-original-width="3822" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPRopyNeZPvRK6uBQCf8qUIatIXhXwiYwzlfBm_vjYmxR9LJxqedbkM3n5nuQb9Me3yOo5LbKia4u1AIOuDSb8lS-3URFH5v6R600GPi4Y3JSxCP8FY2BsC2gPzZNnywSIB3ii4VObEM1txc6CI6IjSzfpsVR9BtBuEaxmRGliI_o6jRg0P2Mj40K8ZNg/w640-h478/Bandung%20Station.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Stasiun Bandung<br /><br /></td></tr></tbody></table></div><div style="text-align: justify;">Pengetik laporan ingin semuanya tidak berujung, berbanding terbalik dengan sang penerima yang justru punya tanda baca henti. Tidak bisa bilang tidak, akhirnya sunyi datang bersama senyap di ruangan itu. Soal lubuk hati tidak ada yang tahu berapa dalamnya, tapi bisa dipastikan sebesar apa kesukaan juru ketik pada laporan yang diasuhnya. Tradisi pil lima tahap ditelan lagi sebagai penanda simpul telah terurai. Maafkan diri, lalu terima dan kasih lagi kepada diri. Semesta menyetujui untuk pergi ke 173 km dan pindah tidur ke depan alun-alun yang ramai dengan teriakan orang-orang dan juga pasar malam. Lagu-lagu dan air hangat merasuk ke dalam folder ingatan. Gita ada di urutan suporter paling atas.</div><p></p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-69541935837990977132023-02-06T23:51:00.005+07:002023-02-06T23:53:33.788+07:00Bijak Batas<div style="text-align: justify;">Lupa bahwa ada rambu-rambu yang harus dilihat. Selain tanpa alat penjelas, saat itu hujan pun semakin deras yang membuat keinginan pulang semakin kuat. Faktornya tidak satu, tapi begitulah runutnya di mana pada akhirnya masuk ke ruas yang berlubang dan berilusi. Para kurcaci saling beradu menyadarkan tapi sang tuan masih percaya bahwa air bening pasti akan kering seiring waktu. Hitungan satu lembar lebih sedikit sudah memperlihatkan batas-batas yang membawa ke ingatan pada rambu. Makhluk sekitar tertawa melihat konsep yang direvisi secepat telapak tangan berkeringat saat upacara. Bijaknya sang batas berhasil dibawa untuk catatan baru. Tidak masalah karena lubang pada ruas tersebut bisa dipanjat hanya dengan dua anak tangga. Buku putih yang ternyata berada di kolong peraduan ikut memantau dan menjaga kewarasan. Makhluk sekitar ikut tertawa lagi, dan kebodohan itu bertemu bijak saat refleksi. Batas mewaraskan. </div>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-3503984932021022742022-07-04T20:08:00.003+07:002022-07-04T20:08:49.452+07:00Fenomena Remaja Nongkrong di Sudirman - Dukuh Atas<p style="text-align: justify;">Fenomena area stasiun Sudirman sampai ke halte Dukuh Atas yang ramai oleh remaja Bekasi, Depok, Citayam, Bojonggede, Cilebut, dsb. itu bukanlah sebuah ancaman yang gimana-gimana dan harus dibubarkan. Sejauh ini belum ada bukti kalau ada vandalisme, tawuran, dan kriminal di daerah itu.</p><p style="text-align: justify;">Sebatas observasi yang saya lakukan kalau ke sana, ditambah nonton di banyak akun Tiktok, mereka yang ke sana bukan untuk berkelahi dan merusak melainkan untuk ajang pembuktian fesyen siapa yang lebih keren, dan siapa yang bisa viral di Tiktok. Kenapa? Sifat remaja yang akrab dengan media sosial emang begitu. Plus, sekarang sedang libur sekolah sehingga rombongan remaja daerah pinggiran Jakarta bisa ke sana setiap hari. Konten-konten <i>outfit </i>remaja akan di-<i>publish </i>tanpa henti di Tiktok dan disebar lagi di Twitter. Remaja yang viral akan kecanduan nyari perhatian lagi.</p><p style="text-align: justify;">Hal yang menarik dari remaja dan media sosial adalah mereka menjadi hiperaktif yang seakan-akan menggambarkan gaya hidup mereka dengan mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya. Namun tidak selalu menggambarkan keadaan <i>social life</i> mereka yang sebenarnya (<a href="https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13625/6455" target="_blank">Wilga Secsio</a>, 2016). Namanya juga remaja ya, belum bisa dikatakan dewasa tapi ga mau dibilang masih anak-anak. </p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiffG6nAGnRAsO3J9jjeLsCl6jWz5o5_IwZ0cEFoXbDg2NMceUZtadV0eBy0p3qQtRcbQS2gjhq_AV78Bcwpkuwq2ceMMbsE1VkMp8U2uFmZOBoiCYqX7nNys3-67mIOVkRISjh2aZ0CpawHl66fjExNwowrXf9OBakNwGrvxHAK3d5-IH90RN2otgD" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="435" data-original-width="244" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiffG6nAGnRAsO3J9jjeLsCl6jWz5o5_IwZ0cEFoXbDg2NMceUZtadV0eBy0p3qQtRcbQS2gjhq_AV78Bcwpkuwq2ceMMbsE1VkMp8U2uFmZOBoiCYqX7nNys3-67mIOVkRISjh2aZ0CpawHl66fjExNwowrXf9OBakNwGrvxHAK3d5-IH90RN2otgD=w360-h640" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: tiktok.com/@jeona9798</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7JsUstWE-uv_GhMOJsAiBCRsmaCPuaJfD44y-UxgE2RmrW1MzuhxyKVYhCzlFve9i531VVk1VX_42sBFE3PEc2zS9_l0E-nCBI-7WXJe7dVU4-8_MQ6V_T5EIUmzk6UWO_Rjb0Vdxng5XQSjNbwv0A8xQxCZuv9S7sraIWOQkjXgJo4rKeNdI9KfZ" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img data-original-height="436" data-original-width="246" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7JsUstWE-uv_GhMOJsAiBCRsmaCPuaJfD44y-UxgE2RmrW1MzuhxyKVYhCzlFve9i531VVk1VX_42sBFE3PEc2zS9_l0E-nCBI-7WXJe7dVU4-8_MQ6V_T5EIUmzk6UWO_Rjb0Vdxng5XQSjNbwv0A8xQxCZuv9S7sraIWOQkjXgJo4rKeNdI9KfZ=w360-h640" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: tiktok.com/@bacotabiss</td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7phwuMiRuCQVZcLki67LT643gNjxiSAK_uCe3xS9Mjo25lggcJM71yvE7lMmfxkMjaownkb-nnCXycs7sAHEpkzIz0rbctbhfO5Y03IWASwhR_DoN0sftkNxT0NcaS_WZwP8F1TWZL6kr-QG4Ufe11r8kVBFVfvCVVmjuAHbP7dLNiinc8Zz7xvDq" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="437" data-original-width="244" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7phwuMiRuCQVZcLki67LT643gNjxiSAK_uCe3xS9Mjo25lggcJM71yvE7lMmfxkMjaownkb-nnCXycs7sAHEpkzIz0rbctbhfO5Y03IWASwhR_DoN0sftkNxT0NcaS_WZwP8F1TWZL6kr-QG4Ufe11r8kVBFVfvCVVmjuAHbP7dLNiinc8Zz7xvDq=w357-h640" width="357" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: tiktok.com/@muhammadandika805</td></tr></tbody></table><br /><br /><p></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEifs5kEDb6f4Reb3xK0xZxySnmuIrVxMPJaTG8EGO5Qt9G5uNqQy93SAV7pF_uXU99fzCXpDiwNBsPSvvyDKO9BTDpX2HEiZ7SE7e5HS9MQszZTP-TNxMs9hRhVPEBGfe8CF6ksg77pXfRCrdHooPnsI7IrPmwnDnPUvxsQ5vD6AAS1OdT0U9X78C1s" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="436" data-original-width="245" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEifs5kEDb6f4Reb3xK0xZxySnmuIrVxMPJaTG8EGO5Qt9G5uNqQy93SAV7pF_uXU99fzCXpDiwNBsPSvvyDKO9BTDpX2HEiZ7SE7e5HS9MQszZTP-TNxMs9hRhVPEBGfe8CF6ksg77pXfRCrdHooPnsI7IrPmwnDnPUvxsQ5vD6AAS1OdT0U9X78C1s=w360-h640" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: tiktok.com/@asisucus2</td></tr></tbody></table><br /><p></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgYDuifoD7wxVFAfVUY1YbfRphvqmFM52IEnpjkRNkDcZj4hosSg7cYNm74HZAEsWEciUoFX-sSOu8lQ7cgF-yUab0btu0g6_zayKefYkVuBqyz5XV2PgAdkbaABSgiAxboUriao1w4k-dDV1F3RqvK6h_6UGTtvr2EkU8YQYkY5ARZz6XDPqfAtx07" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" data-original-height="435" data-original-width="246" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgYDuifoD7wxVFAfVUY1YbfRphvqmFM52IEnpjkRNkDcZj4hosSg7cYNm74HZAEsWEciUoFX-sSOu8lQ7cgF-yUab0btu0g6_zayKefYkVuBqyz5XV2PgAdkbaABSgiAxboUriao1w4k-dDV1F3RqvK6h_6UGTtvr2EkU8YQYkY5ARZz6XDPqfAtx07=w363-h640" width="363" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: tiktok.com/@rcynt</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Yang mesti kita lakukan sebagai orang dewasa yang lewat dan juga nongkrong di sana kita bisa sama-sama:</p><p></p><ul style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;">menegur dan memarahi kalau mereka merusak fasilitas dan rekam sebagai bukti.</li><li style="text-align: justify;">menegur langsung kalau buang sampah sembarangan</li><li style="text-align: justify;">melapor ke satpam beberapa gedung di dekat sana kalau ada yang sudah kelewatan.</li><li style="text-align: justify;">memberikan masukan kepada pemerintah agar mendorong terbitnya peraturan daerah agar tempat itu tidak menjadi kumuh dan bau sampah.</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Meskipun masih dalam proses pembangunan, integrasi sistem transportasi publik di Jakarta sudah mengedepankan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengguna transportasi publik. Revitalisasi halte dan stasiun dilakukan untuk kenyamanan pengguna (<a href="http://jsa.fisip.unand.ac.id/index.php/jsa/article/view/132/58" target="_blank">Alhamudin Maju</a>, 2022). Ramainya area Sudirman dan Dukuh Atas oleh remaja itu bukti bahwa transportasi sudah mengintegrasikan kota pinggiran dengan pusat kota dengan baik. </p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-44474595749782670822022-03-13T20:39:00.001+07:002022-03-13T20:39:26.232+07:00Dari Jendela<p style="text-align: justify;">Pembatasan tidak hanya dilakukan oleh sang petinggi untuk para kurcaci. Istilah itu juga dipakai untuk diri sendiri agar mampu memutus syaraf dua arah. Indera keenam mulai terasah karena pergantian halaman spiral yang sudah tidak bisa dihitung lagi dengan jari. Si tukang gali sudah tidak mau lagi masuk ke galiannya karena sadar betapa kurangnya oksigen di sana. Mengenyahkan sekop dari pandangan dan mulai membuat anak tangga. Bisa dibilang sekarang sudah berada di lantai dua karena punya panorama baru dari tempat berdiri. Melihat sekeliling dengan dua mata yang rasanya sudah lama tidak diedarkan. Satu-dua tersangkut namun angin di atas membuatnya bisa melanjutkan keindahan itu dengan dua jentik jari. Sudah yakin membentuk kubus kecil berjendela dan memiliki dudukan. Lebih dari dua belas bisa menikmatinya dan diberi kesempatan melihat kejadian serupa di depan mata. Dahsyat rasanya walau terlihat dari dalam. Sifat tetap menjadi prinsip hidup agar selalu menengadahkan tangan dan berharap kekuatan untuk semua sakit yang bernyawa. Kubus kecil adalah pembatasan yang terjadi supaya berlindung dari rupa kecil yang masih beredar di udara. Sudah pernah sehingga cukup memantaunya dari jendela saja. Menyenangkan. </p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-17771624091624796012021-11-12T19:22:00.000+07:002021-11-12T19:22:07.816+07:00Me-rewindPaling mudah memanggil kembali memori yang jumlahnya berjuta-juta hanya lewat mendengarkan musik sendu disertai suara latar hujan yang jatuh ke jalanan. Dimulai dari episode terakhir yang ukurannya tidak terlalu besar lalu disusul dengan serial-serial lainnya hingga 12 musim. Usang tapi mengasyikkan, walau ada beberapa cuplikan yang membuat masam. Intinya mari sejenak melambat, tidak di sini tapi di kedua belas musim itu. <div><br /></div><div>Episode terakhir kembali hadir ketika kosong menyeruak di antara waktu di mana sebenarnya paham betul tentang bahaya racun mematikan itu. Sang penulis kata-kata bijak mencatatkannya di lembar digital, katanya jangan hanya karena haus maka kau meminum racun yang sama. Si kepala batu masih saja batu, akhirnya terpeleset juga karena musim hujan. </div><div><br /></div><div>Pindah ke episode dua terakhir yang semuanya serba kilat. Si tak gampang menyerah akhirnya melucuti senjatanya sendiri karena jika dipaksakan yang ada hanyalah ruang hampa, peluru akan terbuang percuma. Perlawanan tidak berlangsung lama padahal persiapannya intensif sekali. Garis <i>finish </i>sudah terbaca ketika sepekan sebelum nafasnya hadir. Bisa dinilai bagaimana kelompok dari huruf keempat itu. Jera? Jawabannya cukup dengan tertawa getir. </div><div><br /></div><div>Seketika itu pula rekaman yang lama beralih cepat ke musim 12. Suara kecil berbisik semacam ingin menenangkan sebab pikiran sedang meraba-raba dengan pertanyaan "mengapa mereka tidak pernah ingin menetap sedangkan sumber air tepat berada di hadapannya?" Suara itu berkata bahwa mereka hanya terperanjat dan tak mengira akan mendapatkan sumber air yang banyak, tak terbiasa intinya. Sehingga mereka jengah untuk menetapkan lokasi habitatnya. Sungguh disayangkan.</div><div><br /></div><div>Di musim 12 itu Semesta berbaik hati memberikan jalan cerita yang bagus tak terkira. Disirami setiap hari kebunnya dan bunga-bunga bersemi. Para petani pandai merawat dan tak kenal menyerah. Barangkali itu yang membuatnya memasang standar yang tinggi. Ketika kebunnya penuh dan masanya selesai, para petani pindah ke lahan yang lain, tetapi pemilik yang baru tak terbiasa. </div><div><br /></div><div>Sabarlah, semua ada garis waktunya. Itu saja yang selalu disampaikan ke dalam relung. Semoga musim yang baru nanti akan bertemu dengan yang sudah terbiasa menerima paket lengkap itu. Senyuuum....</div>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-39974756736069191782021-10-22T16:22:00.005+07:002021-10-22T16:22:38.869+07:00Atas Bawah - Ikhlas Melepas<p><span style="text-align: justify;">Bukan kehidupan namanya kalau
tidak ada kondisi di atas dan juga di bawah. Hidup kurang lengkap kalau cuma merasakan
hal yang bahagia-bahagia saja. Kita butuh merasakan sakit untuk bisa merasakan bahagia.
Bukan begitu? Kedua hal tersebut selalu datang bergantian. Jika sekarang sedang
merasa di bawah atau terluka, jangan khawatir karena nanti pasti akan ada
kejadian yang membuat kondisi kembali di atas atau bahagia. Namun keduanya tidak
lepas dari teknik ikhlas melepas.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya sedang mencari cara untuk
memakai teknik itu lagi. Lagi? Berarti dulu pernah dan sekarang sedang tidak?
Iya, betul. Tahun 2021 ini menjadi tahun kehidupan saya yang sungguh terasa
<i>roller coaster-</i>nya. Sebulan sebelum tahun baru, ditambah empat bulan di
awal tahun ini, lalu dilanjutkan dengan beberapa bulan setelahnya dan sampai
sekarang bagaikan grafik saham yang naik-turun secara tajam tanpa ampun.
Berdarah-darah di dalam hati dan pikiran. Semuanya disebabkan karena saya tidak
memakai teknik ikhlas melepas.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hidup yang saya pikir akan
berjalan baik-baik saja ternyata berubah tiba-tiba tanpa bisa dikontrol oleh diri
sendiri. Para pelaku meditasi sering mengatakan tentang hal eksternal yang
tidak bisa dikontrol itu jumlahnya sangat banyak. Sedangkan yang bisa kita kontrol
hanya sedikit, di antaranya adalah cara kita menyikapi masalah, cara kita
mencari hikmah di balik sebuah kejadian, dan cara kita bersyukur. Di luar itu
tidak bisa sama sekali seperti jodoh, rezeki, pendapat orang lain, hasil akhir
usaha, masa lalu, masa depan, ujian dari Tuhan, dsb. Kalau eksternal tidak bisa
dikontrol, berarti kita hanya harus menaruh perhatian lebih kepada hal-hal internal.
Ikhlas dan melepas adalah teknik yang pernah saya pakai di tahun 2018-2020. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya begitu terlena dengan berbagai
hal yang membuat saya bahagia di beberapa bulan pertama di tahun ini, sampai
saya lupa bahwa saya harus bersyukur sebanyak hal yang membuat saya bahagia
tersebut. Saya lupa mengambil hikmah dari kebahagiaan saya, saya lengah, sampai
Tuhan cemburu dengan saya dan akhirnya mengubah semua menjadi kekecewaan. Tuhan,
ampuni dan maafkan saya. Saya lupa kalau hidup ini seperti roda, kadang di atas
dan kemudian di bawah bergantian. Bodohnya saya tidak punya persiapan ketika rodanya
tiba-tiba ke bawah. Tidak siap karena tidak ikhlas. Padahal dulu saya punya
pengetahuan tentang itu semua. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hal-hal yang tidak bisa dikontrol
terjadi di tahun ini. Memang pasti terjadi <i>sih</i> namanya saja hal yang tak
terkontrol ya kan, tinggal waktu tayangnya yang entah kapan. Ada yang cepat ada
yang lambat. Karena belum siap, mau tidak mau hati dan pikiran jadi kaget,
seperti vas bunga keramik yang jatuh dari atas meja ke lantai. Pecah berkeping-keping.
Nah, sekarang tinggal bagaimana cara saya menyikapi dan mencari hikmah di balik
kejadian-kejadian ini. Prosesnya lambat saat saya berada di bawah untuk kembali
sadar bahwa saya harus berdiri dan memanjat bukit agar saya berada di atas.
Tidak perlu di puncaknya, cukup di lerengnya saya sudah bersyukur sekali seperti
saat ini. Saya menerima rasa pedih dari berbagai kejadian itu. Saya tidak
mengelakkannya dengan cepat-cepat berpikir bahwa ini semua harus diperbaiki
sesegera mungkin, kecuali saya sudah melepaskan semua perasaan itu dengan
ikhlas dan tahu langkah-langkah penyelesaiannya setelah berpikir jernih. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rasa melepas itu sangat berat,
saya tidak akan berbohong. Prosesnya butuh waktu di mana setiap orang memiliki <i>timeline</i>
yang berbeda-beda. Harus sadar penuh hadir utuh dulu supaya tercipta pikiran
yang jernih seperti mata air di pegunungan. Kalau sudah di fase itu, baru kita
bisa merasakan proses melepas semuanya satu per satu, dan menyerahkan apapun
kepada Tuhan Sang Pengatur. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Puisi
yang saya kutip dari Syair-Syair Cinta Rabi’ah Al-Adawiyah ini sungguh membuka
mata hati saya dalam mencari ketenangan batin dan sangat membantu saya dalam
keikhlasan hidup. Begini bunyinya: </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"></span></p><blockquote>Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu.
Hingga tak ada satu pun yang menggangguku dalam jumpaMu. Tuhanku, bintang gemintang
berkelip-kelip, manusia terlena dalam buai tidur lelap. Pintu-pintu istana pun
telah rapat. Tuhanku, demikian malam pun berlalu dan inilah siang datang
menjelang. Aku menjadi resah gelisah apakah persembahan malamku Engkau terima,
hingga aku berhak mereguk bahagia. Ataukah itu Kau tolak hingga aku dihimpit
duka. Demi kemahakuasaanMu, inilah yang akan selalu kulakukan, selama Kau beri
aku kehidupan. Demi kemuliaanMu, andai Kau usir aku dari pintuMu aku tak akan
pergi berlalu, karena cintaku padaMu sepenuh kalbu.</blockquote><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Calibri",sans-serif; font-size: 11.0pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Sekarang saya akan melakukan yang terbaik terhadap apa yang bisa saya kontrol, dan menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Pengatur dan Maha Penyayang. Tuhan selalu sayang umatnya, dan Dia senang ketika kita bercerita dan meminta apapun kepadaNya dengan rasa ikhlas. Ikhlas melepas. Serahkan semuanya ke Allah karena Allah <i>tuh </i>sayang banget sama saya. </span></p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-48774601560448408262021-10-03T23:16:00.001+07:002021-10-03T23:16:06.584+07:00Rendang Pusako Bundo Khas Payakumbuh<p style="text-align: justify;">Banyak teman saya yang nanya "Emang rendang itu ada banyak macamnya ya, Fer? Trus bedanya apa? Kan rasanya sama-sama pedes gurih". Jawabannya banyak. Jenisnya ada dua, rendang basah (bukan kalio ya) dan rendang kering. Bedanya dari bahan utamanya, ada yang disebut dengan rendang daging, ada rendang ayam, ada rendang paru, ada rendang telur, ada rendang jengkol, rendang kambing, dsb. Hahahaha... Rasanya emang rata-rata sama, kalau beda berarti daerah asalnya yang menjadikannya ciri khas. Misalnya rendang telur (kering) itu ciri khas daerah Payakumbuh. </p><p style="text-align: justify;">Ngomong-ngomong rendang asal Payakumbuh, ada satu produk lokal yang sempat saya cobain rendangnya beberapa bulan lalu. Nama merknya adalah <a href="http://rendangpusako.com" target="_blank">Rendang Pusako Bundo</a> yang diproduksi langsung di Payakumbuh. Saya <i>request</i> tiga varian yaitu rendang daging (basah), rendang suwir daging (kering), dan rendang suwir ayam (kering). Ga cuman tiga varian aja sih yang mereka buat, ada lagi rendang telur dan rendang paru (basah dan kering). Iseng-iseng saya coba bikin video <i>unboxing-</i>nya biar bagus wkwkwk. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="338" src="https://www.youtube.com/embed/Y8RKuj1DyG4" width="407" youtube-src-id="Y8RKuj1DyG4"></iframe></div><br /><p style="text-align: justify;">Varian pertama yang saya cobain adalah rendang daging (basah). Aduh, ga akan bisa tahan deh selera ini kalau di depan mata ada nasi anget dan rendang daging yang bumbunya super melimpah. Kalau dideskripsikan lewat kata-kata rasanya enak banget. Dagingnya empuk, lemak dagingnya sedikit, potongan dagingnya ga terlalu gede, jadi mudah untuk digigit. Kalau dikasih bintang, I rate this variant with 4,5/5. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx1xy0o5agkBc4cfknxLoPng_sS7eFXXLSXvGcI3sSVCRcahlcACdxA5jbLzW_R93F8ssxo4nlhui5BfA0BByel-Fd_Pgv0seI5AXNT-bHVpWC_0wLKW4ICR7TySoMxw7KL9amDFsMk9Q/s2048/Rendang+pusako+bundo+%25282%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx1xy0o5agkBc4cfknxLoPng_sS7eFXXLSXvGcI3sSVCRcahlcACdxA5jbLzW_R93F8ssxo4nlhui5BfA0BByel-Fd_Pgv0seI5AXNT-bHVpWC_0wLKW4ICR7TySoMxw7KL9amDFsMk9Q/w300-h400/Rendang+pusako+bundo+%25282%2529.JPG" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kemasan rendang daging sapi (basah)</td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6f2W9smM4eQNWRHse6H9lnonjrKU2Z_j7nAMvJpI2Zdq34I6TJPpu8EDogVp4kgdfL-FIVGBJPTfq05DcSprodkgYP6zJr8FesCN4LemKxZ91AMZs3UAXXpML2CEqCt_9BoypdNDPhq4/s2048/Rendang+pusako+bundo+%25284%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6f2W9smM4eQNWRHse6H9lnonjrKU2Z_j7nAMvJpI2Zdq34I6TJPpu8EDogVp4kgdfL-FIVGBJPTfq05DcSprodkgYP6zJr8FesCN4LemKxZ91AMZs3UAXXpML2CEqCt_9BoypdNDPhq4/w300-h400/Rendang+pusako+bundo+%25284%2529.JPG" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Penampakan di dalamnya</td></tr></tbody></table><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Varian kedua yang saya cobain adalah rendang suwir daging. Rendang jenis kering ini sangat enak untuk dikudap tanpa nasi, kayak jadi </span><i style="text-align: justify;">snack</i><span style="text-align: justify;"> gitu deh </span><i style="text-align: justify;">guys</i><span style="text-align: justify;">. Hahaha. </span><i style="text-align: justify;">I recommend you to eat this with still</i><span style="text-align: justify;"> nasi anget. Karena bumbu halusnya yang kering kalau ditabur ke nasi anget jadi mirip abon tapi lebih enak. Kebayang ga sih? hahaha. Rendang suwir daging ini ga bikin ribet, bisa dimakan pakai sendok karena ga perlu gigit-gigit dagingnya, jadi tinggal suap ke mulut deh. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYHbriU_pDrmvBki4LeiMqdQrL4heSaC6jWJbM2Y5SEXqzS2s2mNw3jBtNXE1bWowf2pn-z18zsqwOnUkG_d2umtdOTRLwSj9O_UWtoPi0UbpkzkLhm0ICBrZ6gIOvH_DVbuoo5-RrCWE/s2048/Rendang+pusako+bundo+%25285%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYHbriU_pDrmvBki4LeiMqdQrL4heSaC6jWJbM2Y5SEXqzS2s2mNw3jBtNXE1bWowf2pn-z18zsqwOnUkG_d2umtdOTRLwSj9O_UWtoPi0UbpkzkLhm0ICBrZ6gIOvH_DVbuoo5-RrCWE/w300-h400/Rendang+pusako+bundo+%25285%2529.JPG" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rendang Suwir Daging (kering)</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;">Varian terakhir yang saya cobain dari <b>Rendang Pusako Bundo</b> yang saya <i>request </i>adalah rendang suwir ayam. Rasa bumbunya saya persis dengan rendang suwir daging. Digoreng garing jadi pas dikunyah terasa <i>badaruak</i> kalau kata orang Minang. <i>You know badaruak?</i> Kering garing, wkwkwk. Saya sih ga nemuin beda yang signifikan antara rasa rendang suwir daging ataupun ayamnya. Mungkin udah kalap karena keenakan dan kelaparan. <i>But overall I love this </i><b>Rendang Pusako Bundo</b>. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAbdhyFMwqHVYzd5H6HsRp0daLc1wYhaneHgggAhMqpfhuxwcz5ilfbQ6Jlbvc4HB4nfj3MN9OWwo5Ex0gbrBPNg20kECe8ImE4UsygB2wT9CDsY4ki98nVag-pEwCnk-eZFrBGY5plx0/s2048/Rendang+pusako+bundo+%25283%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAbdhyFMwqHVYzd5H6HsRp0daLc1wYhaneHgggAhMqpfhuxwcz5ilfbQ6Jlbvc4HB4nfj3MN9OWwo5Ex0gbrBPNg20kECe8ImE4UsygB2wT9CDsY4ki98nVag-pEwCnk-eZFrBGY5plx0/w400-h300/Rendang+pusako+bundo+%25283%2529.JPG" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pilih daging sapi atau ayam?</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;">Kalau mau nyobain apa yang saya udah makan, temen-temen bisa pesan langsung dari website-nya yaitu <a href="http://rendangpusako.com">http://rendangpusako.com</a> atau lewat Instagram mereka di <a href="http://instagram.com/pusako.bundo">@pusako.bundo</a>. Selain itu dijual juga di <i>marketplace </i>seperti di Tokopedia dan Shopee. </p><p style="text-align: justify;">Payakumbuh sih emang juaranya bikin rendang (<i>in my opinion</i>). Bukan karena kampung saya di sana tapi emang udah nyobain dari beberapa rendang di Sumatera Barat, yang dari Payakumbuh pasti bikin makan jadi <i>tambuah ciek! </i> </p><p style="text-align: justify;"><i>Until next post, guys. </i></p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-56938587816208226932021-06-08T19:17:00.004+07:002021-06-08T19:17:32.327+07:00Enggan Diperam Di Pendiangan<p style="text-align: justify;">Tiga rangkaian akan dipecah satu per satu. Dimulai ketika buku yang bercerita tentang masa kecil di pelosok kampung berisikan kata-kata yang memukau, jadilah sebuah kalimat baru yang mewakili seluruh bagian terintegrasi ini. Baiklah. Hendaknya mereka yang mampir sudah mengenal asal paragraf sebelumnya sehingga bisa dipastikan akan paham kenapa bisa sampai di kota pelik ini. Bukanlah ibarat buah yang bisa diperam sehingga membusuk sebelum dimakan. Enggan ikut yang biasa tapi lebih menciptakan hal yang luar biasa. Pernyataan ini membunyikan lorong panjang yang bergaung pelan dan menyibakkan ilalang yang menghadang. Begitu pula di romansa, tiada hari tersisa kosong sebab inginkan sesuatu yang cukup. Walau teori dan praktik belum bertemu imbang tetapi catatan-catatan lama menggunung kemudian membentuk hamparan pelajaran yang utuh. Berhajat panjang sejak lembar pertama yang semua ini kuncinya hanya satu: <b>enggan diperam di pendiangan</b>. Tanpanya kans-kans yang disediakan Semesta tak kan pernah masuk ke dalam folder memori. Kadang-kadang terpeleset di lubang becek berkali-kali, kadang pula terjerembab di salah satu kubangan, dan paling sakit ketika tersungkur. Semua itu jika tetap di dalam lingkaran, maka segi-segi yang baru tak kan terpatri. Terima kasih, Semesta. </p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-28038037469343420602020-12-31T11:08:00.005+07:002020-12-31T11:17:10.865+07:002020 Bulan ke Bulan<div class="separator" style="text-align: justify;">Rasanya ga saya sendiri yang bakal bilang kalau tahun 2020 ini adalah tahun yang sulit. Sulit dari segala aspek kehidupan kayaknya ya. Mungkin juga bagi sebagian orang untuk bertahan hidup aja udah ga bisa dideskripsikan lagi. Semua berubah ketika kasus positif pertama diberitakan di awal bulan Maret, hingga detik ini angka orang yang positif terus meningkat, sedangkan vaksin masih dalam fase pengembangan. Semua menyesuaikan hidup dengan tatanan yang baru. Dan sepertinya kita emang harus berubah ke arah yang lebih baik lagi di tahun depan. </div><p style="text-align: justify;">Postingan ini terinspirasi dari vlognya mbak Anka di channel Obrolan Babibu yang judulnya <a href="https://www.youtube.com/watch?v=60xVFgJouT0">Rangkuman Gallery HP 2020 </a>. Waktu saya cek galeri hp saya ternyata tetep banyak foto-foto yang dihasilkan selama satu tahun ini. <i>Let's check them out!</i></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgsSKHBXXCrMh6-p7vPrA7_2RtglsOHXidZH7Ik-WlPUY5P2SWD6sABEF2iXCE3oFbcCVS-D_pntUcTUDw0GifUlYCIfv2K_s-RDiNDHPNGVSwacsPTAowLTrNyY8da_cFGoNVxJY6TJk/s2048/Januari+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgsSKHBXXCrMh6-p7vPrA7_2RtglsOHXidZH7Ik-WlPUY5P2SWD6sABEF2iXCE3oFbcCVS-D_pntUcTUDw0GifUlYCIfv2K_s-RDiNDHPNGVSwacsPTAowLTrNyY8da_cFGoNVxJY6TJk/w640-h480/Januari+2020.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Januari 2020</td></tr></tbody></table><br /><div><div style="text-align: justify;">Bulan Januari 2020 adalah saat saya lagi semangat-semangatnya nyari tempat tinggal yang lebih dekat stasiun. Memang masih belum kebeli sampai sekarang tapi sejak lihat lokasi dan bentuk rumahnya seperti itu, saya rajin bacain shalawat nabi supaya mudah-mudahan bisa kebeli suatu hari nanti. Aamiin. Atau mimpinya lebih ke arah tengah Jakarta biar ga terlalu jauh lagi jarak tempuh ke kantor. Hehehehe. Mohon doanya, <i>readers.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-KDVb2xqmTaLbm-1sbgfMZcb7eFTtiEmQxcyk9Qj003O3nj_znA299_O_wJ_UtUBk8j-XK8QkXZ-g9EpbuLrKRXp3bDhgFAPxOiELhoLMamb6OL30JB-7Vwu2sF8ExZwjRqQS-UjrlVY/s2048/Februari+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-KDVb2xqmTaLbm-1sbgfMZcb7eFTtiEmQxcyk9Qj003O3nj_znA299_O_wJ_UtUBk8j-XK8QkXZ-g9EpbuLrKRXp3bDhgFAPxOiELhoLMamb6OL30JB-7Vwu2sF8ExZwjRqQS-UjrlVY/w480-h640/Februari+2020.jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Februari 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Februari 2020 adalah bulan spesial bagi saya di mana selain ulang tahun di bulan tersebut, momen yang berkesan lainnya adalah saya lulus seleksi untuk jadi relawan Kelas Inspirasi Bandung 8, trus ditempatin di sekolah MI Nurul Iman daerah Cimahi. Seneng banget bisa kenal dengan orang-orang baru dan mengajar anak SD (lagi). Kalau bukan lewat Kelas Inspirasi, saya ga akan punya pengalaman ngajar anak SD. Foto Februari itu diambil saat hari H, anak kelas 1 lagi istirahat. Semua berhamburan dan berlari mengejar abang-abang jajanan di luar pagar sekolah. Ah, menyenangkan sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3aP-BeV6ntbyQs4buwOfQRt7aAkXE_fAQ6K-De9-hC7Y249ZsTv7-UvOuhFTEcsZmjKdEoluFDEjXHNikcVyNriDcHymT_29LIS6FWO1jtrmAJl519BBiJIDGbbUmLyr-ND63Rv3YP2I/s1334/Maret+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3aP-BeV6ntbyQs4buwOfQRt7aAkXE_fAQ6K-De9-hC7Y249ZsTv7-UvOuhFTEcsZmjKdEoluFDEjXHNikcVyNriDcHymT_29LIS6FWO1jtrmAJl519BBiJIDGbbUmLyr-ND63Rv3YP2I/w360-h640/Maret+2020.jpeg" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Maret 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Wah, bulan Maret 2020 adalah bulan yang bikin syok. Masyarakat Indonesia dikejutkan penemuan kasus positif pertama dan langsung mengeluarkan peraturan <i>lockdown. </i>Pekerjaan dilakukan dari rumah, kunci pintu, dan jangan ke mana-mana. Kita sepakat untuk memutus rantai penyebaran di bulan itu. Foto saya abis <i>workout</i> dan meditasi selama beberapa menit. Hashtag #dirumahaja langsung jadi trending. Segala Dalgona coffee dicobain, padahal gagal wkwkwkwk. Ya itulah kenang-kenangan yang diinget banget di bulan Maret. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFPn-BsCCIVxYSBpjr1mWeaQQVFp7S2odJxYCMb0xL2HxZ_8S9Sc5Om88_nfsPbI13DkBxnlrhkkQVD1x6wiV7fe9QK0WzOaXfJ1JPmLYk_0RG4MVq63FT_pTqeIZ4oH7CA5SkZvPe6JA/s1220/April+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="725" data-original-width="1220" height="380" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFPn-BsCCIVxYSBpjr1mWeaQQVFp7S2odJxYCMb0xL2HxZ_8S9Sc5Om88_nfsPbI13DkBxnlrhkkQVD1x6wiV7fe9QK0WzOaXfJ1JPmLYk_0RG4MVq63FT_pTqeIZ4oH7CA5SkZvPe6JA/w640-h380/April+2020.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri April 2020</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Beginilah bentuk meja kerja saya dari rumah. Remot TV untuk mengaktifkan HDMI yang udah dihubungkan ke laptop dan memulai mengajar. Keyboard bluetooth untuk mengetik dari jarak jauh karena laptopnya ditaruh dekat TV. Trus ada kacamata (yang sekarang sudah patah), alat tulis, dan air minum. Kalau semuanya udah <i>ready</i>, saya siap duduk lesehan berjam-jam seharian. Hahahaha... Capek sih tapi menyenangkan kalau bertatap muka dengan mahasiswa lewat <i>video conference</i>. Saya jadi paham ternyata 'dipaksa' #dirumahaja ada hikmahnya yaitu kita jadi mencoba hal baru seperti menggunakan belajar lewat Zoom Meeting, Skype, Microsoft Teams, dsb. Namun bagi saya pribadi, mengajar paling maknyus adalah bertatap muka di dalam kelas secara langsung. Sebab ada hal-hal yang ga bisa tersampaikan kalau hanya virtual. <i>You got me?</i></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigUJ1u9eszfrCX31PRm60I8C3rg4hr30LKC0Ulsn6W4bCkr4GfeAxKEAadxZ2ax4gJObqtr6HHXOn-jOf5XS3UxBBHFL8L_A3hTQyeeNrvRrEI_Y6IoSyQQk90SUAc9jgJpKQNKmnbUcU/s2048/Mei+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigUJ1u9eszfrCX31PRm60I8C3rg4hr30LKC0Ulsn6W4bCkr4GfeAxKEAadxZ2ax4gJObqtr6HHXOn-jOf5XS3UxBBHFL8L_A3hTQyeeNrvRrEI_Y6IoSyQQk90SUAc9jgJpKQNKmnbUcU/w480-h640/Mei+2020.jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Mei 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Memasuki bulan ke-tiga #dirumahaja, ide-ide kreatif mulai keluar. Mulai dari beberes rumah, beli barang-barang yang ga terlalu penting tapi bikin bagus rumah, sampai membuat prakarya dari kardus bekas seperti di foto di atas. Pokoknya semua kegiatan yang bikin ga bosen di rumah. Saya tuh cuman keluar rumah tiga hari sekali atau bahkan seminggu sekali ke Alfamidi. Memborong bahan makanan, lalu membuatnya di rumah. Oh ya, <i>deer head </i>itu ada polanya yang bisa dicetak sendiri di sini ya: <i><a href="https://www.instructables.com/3D-Cardboard-Duct-Tape-Deer-Head-Trophy-with-Tem/">click here</a></i>. Kemudian dibentuk deh jadi kepala rumah, kemudian dicat semprot dengan warna kesukaan. Saya catnya pake warna hijau tosca. Baru di bulan November copot tuh, karena kardus yang saya pakai kurang kuat, mestinya yang lebih tebal, wkwkwkwk. </div><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitq82AYt9w84dth20QZL6uvOhRtyriHScvWjxcQ93mdiCtqCyrkjranfyf-Q-mRMc3PgDp5bhl4L4pAnvsP2RCAflrtcDtiw3uoe5fEhMDxJFFmTPd904VWhLbg9NMzP9CwPuSqsc9TqI/s2048/Juni+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitq82AYt9w84dth20QZL6uvOhRtyriHScvWjxcQ93mdiCtqCyrkjranfyf-Q-mRMc3PgDp5bhl4L4pAnvsP2RCAflrtcDtiw3uoe5fEhMDxJFFmTPd904VWhLbg9NMzP9CwPuSqsc9TqI/w480-h640/Juni+2020.jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Juni 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Nah, bulan Juni 2020 kalau ga salah udah mulai diberlakukan PSBB tahap pertama. Gym udah mulai buka dan saya memberanikan diri latihan beban lagi di sana. Lagi semangat banget deh, dalam satu bulan bisa 12 kali latihan. Untungnya setiap kali latihan, orang yang datang paling banyak tiga, kalau jumlahnya lebih banyak saya pasti memangkas waktu latihan jadi setengah jam aja. Juni 2020 adalah bobot otot dan bobot tubuh yang paling saya sukai di 2020 ini. Pengen lagi punya rasa semangat seperti itu. <i>I can do it!!!</i></div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQJ-oyv6Fbnf_ImA149l3DBsX9dZ69Qa-nY8eCNem-opvZ6tO2eSM7KRIq5cKHh8Ov_dgNuSKbWGCHbLZWKgT_QYQG3Nouzd4f7YevBL58OQEwGNJXJdUE7DBfTiCr_fT-up9qBhvlYns/s2048/Juli+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQJ-oyv6Fbnf_ImA149l3DBsX9dZ69Qa-nY8eCNem-opvZ6tO2eSM7KRIq5cKHh8Ov_dgNuSKbWGCHbLZWKgT_QYQG3Nouzd4f7YevBL58OQEwGNJXJdUE7DBfTiCr_fT-up9qBhvlYns/w480-h640/Juli+2020.jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Juli 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Bulan Juli saya memutuskan untuk membeli <i>slow juicer </i>yang harganya ga murah! Walau ga sampai beli yang merk Hurom, harga <i>slow juicer </i>yang saya beli merknya Oxone hampir tiga juta. Hahaha... Foto di atas adalah hasil nge-slow juice saya. Ga inget itu komposisinya buah apa aja. Favorit saya adalah buah jeruk sunkis, wortel, apel, baby pakcoy, jahe seruas jari, ditambah jeruk nipis. Ga pakai tambahan air dan gula. Wow, rasanya wow! Enak! Sejak beli <i>slow juicer</i> saya jadi rajin minum buah dan sayuran. Sekarang aja yang lagi males. Hmm, lebih ke mager nyuci bekas ngejusnya. Hihihihi.</div></div><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCsgp5L093_CyG4R00-1Hr5LA1iJ4AVikC1REGqP19Gf-6SB_YkeIXRx5xfTS_biKNv6nTmym9BVwrDMA4FnSTT8fO_TMbk2sBIcXT6Rxu8cxN3MRRRyWiYNm9l9RZaAkDlhxz0XFiN5Y/s1334/Kartu+Pos+Brussel.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCsgp5L093_CyG4R00-1Hr5LA1iJ4AVikC1REGqP19Gf-6SB_YkeIXRx5xfTS_biKNv6nTmym9BVwrDMA4FnSTT8fO_TMbk2sBIcXT6Rxu8cxN3MRRRyWiYNm9l9RZaAkDlhxz0XFiN5Y/w360-h640/Kartu+Pos+Brussel.JPG" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Agustus 2020</td></tr></tbody></table><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Seorang teman yang waktu itu sedang menempuh jenjang pendidikan magister di Inggris tengah solo traveling ke Brussel. Dia mengirimkan beberapa kartu pos dari negara/kota yang dia kunjungi. Sebelumnya saya bukanlah kolektor kartu pos dari luar negeri, tapi begitu kartu pos-kartu pos itu sampai di tangan saya rasanya sayang kalau ga dikoleksi. Karena bisa jadi motivasi saya untuk belajar yang rajin supaya bisa melanjutkan S3 di Eropa nanti. Lama pengirimannya berbulan-bulan demi menunggu selembar kartu pos ini. Terima kasih yo! </span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdXKtGpHpc-YuPf0ONhrqmMZ7n578OS5xHB0t3aCYKB4GYlNqq4B432kaY0UjVQ9BFrCD1vbP6HIRsWzkTv94NJFsfUhLiExygIFlUrKm0fxUZpFGzYjvBN3239-ap8_gz21l6gle8Xw0/s738/September+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="567" data-original-width="738" height="492" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdXKtGpHpc-YuPf0ONhrqmMZ7n578OS5xHB0t3aCYKB4GYlNqq4B432kaY0UjVQ9BFrCD1vbP6HIRsWzkTv94NJFsfUhLiExygIFlUrKm0fxUZpFGzYjvBN3239-ap8_gz21l6gle8Xw0/w640-h492/September+2020.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri September 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Bulan September yang bersejarah. Karena akhirnya saya masuk dalam daftar peserta latsar daring. Hahaha... Semua kegiatan latsar yang biasanya dilakukan secara klasikal di kelas sekarang #dirumahaja. Tetap berpakaian hitam putih berdasi, lalu duduk mendengarkan pemateri, berdiskusi, dan mengerjakan tugas-tugas dari jam 08.00 - 16.00, kadang-kadang sampai jam 18.00. Capeknya luar biasa karena duduk doang dan <i>camera on</i>. Kalau bagian senengnya sih saya satu gelombang dengan teman-teman satu fakultas, jadi ngobrolnya makin seru. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8e7dLOMPcw612qH2-8o3XKaKyUkLBM9wt0uD-P3b35RIJt9EWzPMs-_GQfI9OrOWY-kv7Wa0zZc64v6mordyeQ_hmn0BRE9on9QmTF4_2ALtEMJaxepf7fTWZiFWo3sdBiF2-UUyscr8/s2048/Oktober+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8e7dLOMPcw612qH2-8o3XKaKyUkLBM9wt0uD-P3b35RIJt9EWzPMs-_GQfI9OrOWY-kv7Wa0zZc64v6mordyeQ_hmn0BRE9on9QmTF4_2ALtEMJaxepf7fTWZiFWo3sdBiF2-UUyscr8/w640-h640/Oktober+2020.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Oktober 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Kucing belang tiga yang dinamakan Lingling ini akhirnya hadir lagi di Jakarta setelah satu tahun bermukim di Surabaya. Saya seneng banget ketemu dia lagi, bisa main dan ngerasain digigit-gigit kecil lagi sama dia. Walaupun semakin gendut tapi dia tetap aktif. Kangen sama dia terobati banget sebab dia masih ingat saya, kirain lupa hahaha... Lingling semoga kamu sehat terus di sana ya. <i>We love you! </i>Kamu kucing pertama yang bikin saya jadi <i>cat lover </i>dan pengen pelihara kucing lain. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='501' height='360' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwR2N3CqbjSfcG51I2-IaPxdxF9iT5-uLSMZXTqIQBPbY7dwavPrJi-r2SJli_S3RaB30zrkUkwLVPVTndEzw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><p style="text-align: justify;">November 2020 adalah kali pertama saya dapat DL (dinas luar) ke Sumedang, a.k.a. latsar tahap akhir. Kegiatannya ngapain aja bisa dicek di postingan saya yang ini <i><a href="http://ferdifauzan.blogspot.com/2020/11/pengalaman-latsar.html">click here</a> </i>di mana menjadikan bulan November saya baik-baik aja. Oh iya juga pengalaman dites rapid darah, dites rapid antigen, dan juga tes swab PCR. Hasilnya alhamdulillah negatif, membuat saya semakin berhati-hati saat berkegiatan di luar. Video di atas di ambil saat saya di Sumedang, di atas bukit yang pemandangannya Gunung Manglayang dan Gunung Geulis. Anginnya kencang sekali di sini <i>but I love it.</i></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTuRrX9yCiuuPssEYxQQQEgi9WKQam4l_krHLqQYnfHu_A5HLVgcPR7Dpg-VjLYDkY8-P7mZsGVKLlcPivB5eOFn0Md5MpFffPIwRTMpXZCHu1JS27CdH07U2RaFQ0F4XTHcXQpwiTOcw/s2048/November+2020.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTuRrX9yCiuuPssEYxQQQEgi9WKQam4l_krHLqQYnfHu_A5HLVgcPR7Dpg-VjLYDkY8-P7mZsGVKLlcPivB5eOFn0Md5MpFffPIwRTMpXZCHu1JS27CdH07U2RaFQ0F4XTHcXQpwiTOcw/w640-h640/November+2020.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Galeri Desember 2020</td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Bulan Desember saya memberanikan diri berjalan-jalan ke kota dan nyobain naik LRT untuk pertama kalinya. Hari itu saya lagi ke kantor untuk mengurus sesuatu yang tidak menghabiskan waktu sampai sore. Jadi sebelum balik ke rumah saya putuskan untuk jalan-jalan sebentar ke daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, menggunakan LRT. Titik pengambilan foto di atas dari stasiun LRT. Tarifnya sekali naik Rp5000,- bisa pakai e-Money, dsb. Kecepatan kereta melebihi kecepatan KRL biasa. <i>So fascinating. </i> </div><p></p></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Demikianlah kaleidoskop 2020 saya berdasarkan isi galeri HP yang saya pilih paling nempel di ingatan. Hidup kalau dinikmati ternyata baik-baik saja ya, walaupun ada badai di luar tapi kita harus sabar dan yang jelas badai pasti berlalu. <i>All is well</i>. Semoga kita semua bahagia dengan apa yang kita pilih, menjaga apa yang udah kita punya, dan bersyukur kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang masih baik hati memberikan semua yang kita butuhkan, bukan kita inginkan. Alhamdulillah.</div><br />Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-77383565788072899862020-11-25T19:58:00.002+07:002020-11-25T19:59:54.660+07:00Pengalaman Latsar tapi Tidak Rasa Latsar<p style="text-align: justify;">Cerita kali ini tidak akan seperti cerita Latsar orang-orang pada umumnya. Apa bedanya? Simak cerita saya berikut ini. </p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAz8M_1dV-8Bv2M4RcISxyd07zu-Cq_wL2c4hd5sPPwQbfSGqefJjfZ3FqfLRbatPVM7NmSpZ-NLeVdErvsURdoLJGzyS2HnPGNYQvuEMAn1K811K6bN2mdeAgVDYrsYwwtYNpWrp8vB0/s1280/b94cb5b7-11b3-4772-9bf8-812a0961768c.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="958" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAz8M_1dV-8Bv2M4RcISxyd07zu-Cq_wL2c4hd5sPPwQbfSGqefJjfZ3FqfLRbatPVM7NmSpZ-NLeVdErvsURdoLJGzyS2HnPGNYQvuEMAn1K811K6bN2mdeAgVDYrsYwwtYNpWrp8vB0/w400-h300/b94cb5b7-11b3-4772-9bf8-812a0961768c.JPG" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Rombongan dari Gambir - Kiaracondong <br />(Foto oleh: bu Vania Zulfa)</i></td></tr></tbody></table>Pemanggilan Latsar atau pelatihan dasar untuk Calon Pegawai Negeri Sipil biasanya dalam kurun satu tahun dari sejak pertama diberikan SK, namun beda cerita di angkatan saya yang mana hampir dua tahun dari sejak SK diberikan. Alhamdulillah <i>sih </i>akhirnya dipanggil, sehingga kami berkesempatan selangkah lagi untuk seratus persen jadi Pegawai Negeri Sipil. Buah kesabaran yang sangat besar. Hahahaha.<p></p><p style="text-align: justify;">Latsar angkatan kami bekerja sama dengan LAN RI (sederhananya panitia) yang bertempat di Sumedang. Ya, di Jawa Barat sana, di Puslatbang PKASN. Saya pribadi dag-dig-dug berangkat ke sana naik kereta dari stasiun Gambir ke stasiun Kiaracondong dan masih butuh pesan GrabCar untuk menuju ke lokasi Latsar di Jatinangor, Sumedang. Total perjalanan kira-kira 4-5 jam. <i>Amazing</i>.</p><p style="text-align: justify;">Di tengah fenomena virus Corona ini, semua orang termasuk saya masih khawatir dengan hal itu, apalagi membayangkan di lokasi sana bakalan berkumpul lebih kurang 40 peserta dan beberapa panitia. Namun kekhawatiran tersebut ditepis secepat mungkin karena kegiatan Latsar harus berjalan sesuai prosedur, jika tidak proses menuju seratus persen akan menjadi runyam. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI3g964r-oTa2rT2dURXyAYBufbuUAXAs_gGnqEyrn4RwVXjtKeNFzu7xjpyK-TyFx2IEGlS2_BpNrX9_jfNedNMQe1vjUSQkBjXQDJ4uasHVt-InAG375QWnOBdkronhNAsp9Rj7YAaw/s1152/07d91290-d758-43e4-a465-043a6e7be16c.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="546" data-original-width="1152" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI3g964r-oTa2rT2dURXyAYBufbuUAXAs_gGnqEyrn4RwVXjtKeNFzu7xjpyK-TyFx2IEGlS2_BpNrX9_jfNedNMQe1vjUSQkBjXQDJ4uasHVt-InAG375QWnOBdkronhNAsp9Rj7YAaw/w640-h303/07d91290-d758-43e4-a465-043a6e7be16c.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Kamar peserta (foto oleh: pak Fuad Mumtas)</i><br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgC87NSNkPconmshFP5LhSGRhhg29lu4yQe-IS-87LmWczsbANVupsqVLsQeiBH5rot9vr4Dab_Q_fuLs7eO-rMgWnnXWBnTDmyL27-syTwE1EcG3SxT6pu9pbfh_WWvR9dj9qWSUR5hM/s1152/333af1d6-604e-4ba9-a21b-f6589835a67f.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="546" data-original-width="1152" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgC87NSNkPconmshFP5LhSGRhhg29lu4yQe-IS-87LmWczsbANVupsqVLsQeiBH5rot9vr4Dab_Q_fuLs7eO-rMgWnnXWBnTDmyL27-syTwE1EcG3SxT6pu9pbfh_WWvR9dj9qWSUR5hM/w640-h304/333af1d6-604e-4ba9-a21b-f6589835a67f.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Penampakan kamar dari balkon asrama (foto oleh: pak Fuad Mumtas)</i></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Selama di lokasi pelatihan, panitia menerapkan kebiasaan baru. Yaitu menyemprot semua barang bawaan peserta dengan disinfektan di awal kedatangan. Kemudian memberikan masker yang banyak, <i>hand sanitizer</i>, vitamin, dan imun <i>booster. </i>Serta menempatkan peserta satu orang per kamar. Alhamdulillah kamarnya terasa besar karena hanya diisi sendirian dan disedikan TV untuk hiburan selama di kamar dan <i>shower</i> mandi yang airnya bisa diatur panas atau dingin. Beberapa balkon kamar peserta menghadap ke lanskap yang indah. Udara di sana jangan ditanya, <i>you get to breathe the fresh air. Perfect! </i></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK9pozze0tn8kJ4OvDVdCnBXEaauZ6xW3HY8eColGWtUGokQV7Lss-Ybo60n5tVXQsmS4zGycYaHoa0Zjvyn9JkI7jK3YakGDOP4FSsbS5ChyD_qAkI24fwJjI9ozX4gG0MpBxCg_XZq0/s2048/IMG-8433.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK9pozze0tn8kJ4OvDVdCnBXEaauZ6xW3HY8eColGWtUGokQV7Lss-Ybo60n5tVXQsmS4zGycYaHoa0Zjvyn9JkI7jK3YakGDOP4FSsbS5ChyD_qAkI24fwJjI9ozX4gG0MpBxCg_XZq0/w640-h480/IMG-8433.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Lanskap indah dari puncak asrama menghadap ke Gunung Geulis</i><br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGqdwtW9Rli-nCeldRUAIRNsxDURX5yBTQ7M4d7OuKiwYRiqb14BwAgXoAW-wr8Udz0W5Qst_9GsiuL511M7m3QgO3mQ0JZqJ4_cFj_-tE2MmxI6wo91EBrdqXa7rAkXr08FDBXwA4XXg/s2048/IMG-8432.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGqdwtW9Rli-nCeldRUAIRNsxDURX5yBTQ7M4d7OuKiwYRiqb14BwAgXoAW-wr8Udz0W5Qst_9GsiuL511M7m3QgO3mQ0JZqJ4_cFj_-tE2MmxI6wo91EBrdqXa7rAkXr08FDBXwA4XXg/w480-h640/IMG-8432.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Lanskap indah yang lainnya menghadap Gunung Manglayang</i><br /></td></tr></tbody></table><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhID1YS79ik16QUL5pKZUEzCUK7XBuatkFZMbEa8jO_8Wg7GyWRfvxC2Zq8Fu3TsyXkmnJSl3DHY2Pc_eMcLp1Oc7z5YTCYNCThFldQQ9NH1gY7Lzqzde2ssB7MWIqe8pqHhW7C-kf595o/s2048/IMG-8669.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhID1YS79ik16QUL5pKZUEzCUK7XBuatkFZMbEa8jO_8Wg7GyWRfvxC2Zq8Fu3TsyXkmnJSl3DHY2Pc_eMcLp1Oc7z5YTCYNCThFldQQ9NH1gY7Lzqzde2ssB7MWIqe8pqHhW7C-kf595o/w640-h480/IMG-8669.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Bersama teman berjemur di puncak bukit</i></td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;"><i>Eiits</i>, jangan bahagia dulu. Semua berbeda setelah hasil tes rapid antigen para peserta keluar di siang hari pada hari pertama kegiatan. Iya, panitia Latsar merasa perlu mengetes ulang semua peserta meski kami sudah tes rapid darah sebelum berangkat ke lokasi. Rapid antigen ini dipercaya memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi daripada rapid biasa. Tes tersebut mirip tes <i>swab</i> karena hidung dicolok oleh <i>cotton bud </i>panjang dan diputar-putar selama lima detik untuk mengambil lendir yang ada di dalam hidung. Rasanya gimana? Ga enak banget sumpah, hahaha... Hasil tes saya menunjukkan hasil yang non-reaktif, <i>thank God</i>. Sedihnya, ada salah satu dari kami ada yang terkonfirmasi positif dan yang berkontak erat dengannya diwajibkan isolasi mandiri di kamar masing-masing sampai kegiatan selesai. </p><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnqmX2WPSFNf0BMLktLJumwH7jUJocbq2v9_MYKnTCntx7k9nEQreeJMwD9-h_VZoWBZ4a3UbQMY55lMi2sX1v7X_UPcl23uvKWU6TpypiApRfdW5ruJIhW2tXI_mt3x4mj4QTLrVt4jY/s2048/IMG-8770.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1732" data-original-width="2048" height="339" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnqmX2WPSFNf0BMLktLJumwH7jUJocbq2v9_MYKnTCntx7k9nEQreeJMwD9-h_VZoWBZ4a3UbQMY55lMi2sX1v7X_UPcl23uvKWU6TpypiApRfdW5ruJIhW2tXI_mt3x4mj4QTLrVt4jY/w400-h339/IMG-8770.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Di depan gerbang masuk Puslatbang PKASN LAN RI</i><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Singkat cerita, kegiatan Latsar hari kedua sampai hari kepulangan tidak terasa seperti kegiatan Latsar yang diimpikan 😂Tidak ada baris berbaris, tidak ada jurit malam, tidak ada api unggun. Semua kegiatan dilakukan di kamar asrama masing-masing. Tapi itulah yang menjadi kenangannya. Pandemi virus Covid-19 ini telah mengubah hal kecil hingga hal besar, seperti kegiatan Latsar saya ini. </p><p style="text-align: justify;">Selain kenangan Latsar dari kamar masing-masing, ada satu lagi kenangan di mana saya diminta mewakili peserta dalam pemberian kata sambutan di acara penutupan. Malam sebelumnya, saya merangkai kalimat demi kalimat agar acara penutupan itu berjalan baik. Saya lampirkan kata sambutan dari saya di sini untuk kenang-kenangan di masa depan. </p><span><a name='more'></a></span><blockquote><p class="MsoNormal"><b>Pembuka</b><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Banyak perdebatan yang terjadi
sesaat sebelum keberangkatan kita semua ke Jatinangor ini. Dinamika tersebut
sebenarnya hal yang wajar. Seharusnya kita bersyukur kepada Allah Tuhan Yang
Maha Esa karena ketika berdebat tandanya kemampuan berpikir kita sedang
menjalankan proses kognitifnya yaitu mengkritisi informasi yang datang. Saat
pengumuman pelaksanaan kegiatan klasikal dibagikan oleh bu Shinta, ada rasa
ingin tahu kenapa harus begitu? Kenapa ga boleh begini? Emang apa yang terjadi
jika kita menolak datang? Dan kenapa kenapa lainnya. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><b>Isi</b> <i> </i></p></blockquote><blockquote><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dari cerita dosen-dosen senior,
kegiatan latsar itu menyenangkan, tapi dengan catatan ga ada pandemi virus
Corona ini. Berbekal hasil tes rapid yang negatif, kita semua berangkat dengan
niat yang tulus ke sini. Ketakutan udah kita buang jauh-jauh, berharap semua
prosedur yang kita jalani nanti akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi kita
semua yaitu menjadi PNS. Manusia hanya bisa berharap tapi takdir Tuhan yang
menentukan. Semua berubah drastis di hari pertama. Kami satu fakultas kecuali
satu orang diisolasi agar tidak membuat kasus ini menjadi lebih runyam. Rekan yang
reaktif cepat ditangani oleh dokter dan tenaga kesehatan sehingga langsung
mendapat penanganan yang baik, insyaallah. Pengalaman <i>staycation</i> kami di sini
bisa dibilang <i>so so</i>, tapi terasa parah ketika kami mendengar tawa canda
teman-teman di luar sana. <i>That’s okay</i>, <i>we stay here </i>untuk membuat kalian aman
dan terus berkegiatan. Kami paham nilai nasionalisme yang sudah tertanam di hati.
<i>But sometimes we were sad but we didn’t want to show it</i>. <i>We kept our distance
for almost 5 days</i>, jadi kami mencari sinar matahari untuk berjemur di saat
teman-teman berkegiatan di lapangan depan. Ada rasa iri melihatnya <i>but yeah
that’s okay</i>, kami punya cara lain untuk memaknai kegiatan Latsar dan bela
negara dengan cara yang berbeda. Ada pula sisi baiknya, kami berhasil
menyelesaikan laporan aktualisasi sebelum hari Rabu. Tapi jangan mengira kami
ga ada tugas, Bu Shinta tetap memberikan tugas-tugas agar kami tidak mati
kebosanan di kamar. <i>But anyway</i>, sejak awal kita semua sudah punya ikatan yang
terjalin walau hanya lewat Zoom Meeting hari pertama Latsar. Insyaallah ikatan
yang sudah kita punya terus terjalin sampai kita pensiun dan tua renta nanti. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mari kita doakan semoga rekan
kita yang hasilnya terkonfirmasi positif diberikan kesembuhan yang cepat, terus
semangat, dan cepat balik ke keluarganya yang menunggu di Jakarta. Kami, berterima
kasih kepada Kemendikbud, LAN, dan panitia penyelenggara untuk untuk kegiatan Latsar yang bermanfaat ini dan <i>staycation</i>-nya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Penutup</b><o:p></o:p></p><p style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Kita semua punya kelebihan dan kekurangan,
justru itu yang melengkapi kita. Terima kasih.</span></span></p><p style="text-align: justify;"></p></blockquote><span><!--more--></span><p style="text-align: justify;">Semoga cerita ini menjadi catatan sejarah peserta Latsar CPNS Golongan III Angkatan III di Puslatbang PKASN Sumedang. Latsar tapi tidak rasa Latsar 😂 </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuFkIDql8GPjcH6Y2Eo8_6-SEwsurDVZM25E2lx3_2Y7-irnO3LhGl_125SvpWY1VZCKhOTgJvLBKnNOu0j6Y6i8Fi_eTIwRkWCWPQfzCL3g3fKHQcIbHzyFigwBfLl4efz8_BVcw-aps/s1280/1c3964e2-4dd1-4dac-a3b8-8be6631fc22e.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuFkIDql8GPjcH6Y2Eo8_6-SEwsurDVZM25E2lx3_2Y7-irnO3LhGl_125SvpWY1VZCKhOTgJvLBKnNOu0j6Y6i8Fi_eTIwRkWCWPQfzCL3g3fKHQcIbHzyFigwBfLl4efz8_BVcw-aps/w480-h640/1c3964e2-4dd1-4dac-a3b8-8be6631fc22e.JPG" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Wajah bahagia setelah seminar hasil</i></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><br /><br /></p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-67290522730478934422020-09-23T19:30:00.000+07:002020-09-23T19:30:54.198+07:00Memanggil Sunyi<p style="text-align: justify;">Tidak banyak yang menyukai sunyi dan tidak banyak juga yang menyadari bahwa sunyi itu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Itulah hidup yang selalu ada dua sisi seperti ramai dan sunyi, bahagia dan sedih, datang dan pergi, penuh dan kosong. Keduanya selalu bergantian hadir di dalam hidup, tidak pernah hadir bersamaan. </p><p style="text-align: justify;">Ketika hidup terasa banyak tekanan, lakukanlah sebentar untuk berhenti. Berhenti untuk memanggil sunyi. Bisa dengan banyak cara, seperti berdoa kepada Yang Maha Pencipta, bermeditasi, atau yang sederhananya menarik dan menghembuskan napas secara sadar utuh. Tekanan yang datang dari luar secara langsung membuat pikiran sempit dan berujung stres. Stres akan menyebabkan pikiran menjadi ramai. Memanggil sunyi adalah seni mengatur stres. </p><p style="text-align: justify;">Jika mampu menyadari bahwa keramaian pikiran itu bisa dihilangkan dengan kesunyian, artinya penawar racun yang ada di pikiran sudah ditemukan. Iya, sesederhana itu bukan?!</p><p style="text-align: justify;">Saya sudah melakukannya. Ketika mendapatkan sebuah <i>trigger </i>stres, saya cepat menyadari bahwa saya harus memanggil sunyi. Biasanya yang saya lakukan adalah dengan mengatur napas. Mengambil napas pelan dan lalu menghembuskannya. Jika terasa masih berat, meditasi selalu saya sempatkan sekitar dua sampai tiga menit saja. Selama <i>work from home</i>, sunyi suka saya panggil supaya pikiran jadi rileks di sore hari. </p><p style="text-align: justify;">Kemampuan saya untuk bermeditasi dengan waktu lebih dari 5 menit masih belum bisa saya lakukan. Tapi tak mengapa, karena paling tidak saya bisa masuk ke fase sadar utuh hadir penuh dengan waktu singkat. Pikiran yang lalu-lalang bisa direm ketika napas bisa diatur dengan sadar.</p><p style="text-align: justify;">Cara lain untuk memanggil sunyi adalah dengan berjalan kaki di pagi hari. Keluar dari rumah sekitar pukul 05:30-06:00, lalu melangkahlah dengan santai. Udara segar di pagi hari bisa membantu menyejukkan hati dan pikiran. Berjalanlah minimal 30 menit, dan rasakan badan menjadi hangat karena keringat sehat keluar. Cara ini bisa dilakukan sambil mendengarkan musik jika tidak ingin terlalu sunyi. Namun karena kegiatan ini untuk memanggil sunyi, sebaiknya berjalan hanya berjalanlah. Lihat sekelilingmu dan resapi udara pagi yang lewat di wajah dan kulit badanmu. </p><p style="text-align: justify;">Tuhan telah mengatur waktu sedetail itu ya. Pagi - siang - sore - malam. Masing-masing waktu sudah ada kadarnya untuk berkegiatan. Semoga kita bisa terus menyeimbangkan sesuatu di dalam hidup. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-6583713455287823542020-09-02T06:56:00.001+07:002020-09-02T06:56:08.177+07:00Apa yang Dibutuhkan Bukan yang Diinginkan<p style="text-align: justify;">Menyadari bahwa semua yang sudah ada di hidup saat ini sebagai karunia dari Sang Pencipta merupakan sesuatu hal yang wajib disyukuri. Segala sesuatu yang sudah hadir dan tersedia di hidup biasanya berasal dari semua yang dibutuhkan, bukan diinginkan. Mungkin pernah berdoa A, namun yang dikabulkan B. Jangan sedih karena justru Pencipta alam semesta sedang memberi sinyal bahwa apa yang diinginkan biasanya belum dibutuhkan pada saat itu. Lalu, mestikah bersedih jika belum mendapatkan A? Sedih adalah perasaan yang wajar, tapi yang mesti dilakukan adalah berterima kasih kepadaNya karena Dia masih perhatian, masih menyediakan sesuatu untuk hidup. Siapa yang lebih tahu kadar 'seberapa butuh'? Sang Mahatahu. Lalu sebagai makhluk yang dibekali akal dan pikiran, langkah selanjutnya yaitu belajar ikhlas. Biasanya sejalan <i>sih</i>, syukur dan ikhlas adalah sahabat baik. Dua kata itu beriringan yang akan membuat hidup terasa ringan. Ikhlas bahwa memang yang dibutuhkan saat itu adalah B, ikhlas akan mengubah letih menjadi tabah. </p>Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-56915373226343684342020-05-31T08:11:00.000+07:002020-05-31T08:11:14.758+07:00Ini Berat Namun Kita Kuat<div style="text-align: justify;">
Sudah banyak yang dilewati, sudah banyak yang diselesaikan. Kereta cepat bergerak maju di mana pemandangan berubah hijau, kuning, dan hitam. Ketika pintu diminta untuk dikunci, awalnya dua helai kertas berjilid spiral terasa aman, memasuki helai ketiga ternyata ada yang rusak di bagian dalam. Isunya sudah ditemukan dan jendela sudah dibuka untuk mendapatkan oksigen keluar-masuk. Hanya saja Semesta belum menjadikannya lagu yang lengkap. Setelah diputar kembali, berat namun ternyata kita kuat, ya. Perjuangan ini sungguh luar biasa. Program pelatihan yang akan membuatnya menjadi paket lebih lengkap lagi. Terus bertahan dalam tahapan ini. Terima kasih atas senandungnya, Ariana dan Justin. </div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-37759693452013945382020-02-25T21:21:00.003+07:002020-02-25T21:23:26.016+07:00Hai, Ferdi!<div style="text-align: justify;">
Minggu ini adalah minggu paling panjang rasanya karena gajian terasa masih jauh. Namun minggu lalu adalah minggu terhebat di fase awal tahun ini. Perhelatan Kelas Inspirasi Bandung 8 berhasil saya ikuti dengan hati riang dan gembira. Bagaimana tidak? Perjalanan bolak-balik Jakarta-Bandung sendiri, menginap pertama kali di Cimahi sendiri, semuanya terasa seperti solo traveling pada waktu itu. <i>I love what I do</i>, karena dengan melakukan apa yang disenangi akan mengurangi letih dan penatnya kegiatan itu. Terima kasih, kaki. Untung kaki ini ciptaan Allah SWT, kuat banget. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="about:invalid#zClosurez" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-UBRo35Yr2tYbjErx9DCe5M3YQrP0tmFy18vwgRWFiN-_S1fvXSniaNGOm_Ji0wA6LwwQ4TL6T3yxUmstT9tvduo26swlDz5OuiiIX5SaALOsYdcCdI-Sul8wCBwickiXWGusG5ZFoLs/s1600/IMG_0419e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="978" data-original-width="1600" height="387" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-UBRo35Yr2tYbjErx9DCe5M3YQrP0tmFy18vwgRWFiN-_S1fvXSniaNGOm_Ji0wA6LwwQ4TL6T3yxUmstT9tvduo26swlDz5OuiiIX5SaALOsYdcCdI-Sul8wCBwickiXWGusG5ZFoLs/s640/IMG_0419e.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto milik: <a href="https://www.instagram.com/grandhysetyo/">@grandhysetyo</a></td></tr>
</tbody></table>
Dua minggu sebelumnya usia saya bertambah lagi. Semakin ke sini semakin ingin hidup damai dan bahagia. Namun sepertinya masih harus banyak belajar bagaimana menjadi damai dan bahagia itu. <i>But after all, thanks to all my friends who still remember my day. </i>Cukup membuat hati damai dan bahagia. <span id="goog_439287839"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehari sebelum hari kelahiran, saya 'masuk' ke dalam diri sendiri. Bertanya seperti apa tahun ini ingin dihabiskan. Selain itu saya juga berterima kasih kepada saya sendiri karena sudah bertahan dari kemelut masalah yang ada di tahun sebelumnya. Hasilnya, hati menjadi tenang. Ya walaupun ternyata sempat merasakan krisis usia dewasa, khawatir ini-itu, <i>insecure</i> terhadap sana-sini, dll. Saya kembali cepat menyadari, semua akan terjadi bukan karena pengaturan saya, tapi pengaturan dari Allah Tuhan Semesta Alam. Artinya, semuanya sudah diatur dengan porsi yang pas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2020 ini akan punya banyak PR untuk diri sendiri. Karena rasanya sudah harus <i>upgrade</i> di beberapa sisi diri. Supaya apa? Supaya sampai ke tujuan tadi: hidup damai dan bahagia. <i>I enjoy this life now</i>, tapi namanya hidup harus tetap ada usaha kan?! Sepeda akan bergerak ke depan jika rodanya terus berputar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pastikan kamu masih punya semangat awal tahun ya! Lakukan yang terbaik buat diri sendiri, keluarga, dan sekitar kamu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-14788171701174209332019-11-13T15:12:00.000+07:002019-11-13T15:12:32.558+07:00Kembali ke Dalam Diri<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
Jordan B. Peterson pernah bilang "Kita hanya bisa memahami apa yang kita yakini setelah mengamati diri sendiri. Tanpa melakukan itu, kita tidak mungkin tahu apa yang sebenarnya kita yakini. Diri kita terlalu rumit untuk dimengerti." </div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang serumit itu untuk mengenal diri sendiri. Semakin dewasa, kita semakin paham (harusnya) dengan kemauan diri sendiri. Pengalaman hidup seperti merasakan kebahagiaan, kekecewaan, kesenangan, kesedihan, kemarahan, keterpurukan, kebersinaran, kebanggaan, dan semua yang bisa membuat kita puas mengenyam asam garam kehidupan, membentuk siapa kita secara mantap. Namun apakah kita sudah benar-benar mengenal diri sendiri? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #6aa84f;">Untuk apa kita kembali ke dalam diri sendiri?</span><br />
<span style="color: #6aa84f;">Untuk menjadi kuat. Di semua situasi.</span> </blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita sering memandang hidup ini terlalu kompleks. Tekanan dari segala arah datang bertubi-tubi sehingga merasa butuh waktu lebih dari 24 jam sehari untuk menghadapinya. Merasa ini harus dibenerin, itu harus dibenahi, dan harus dalam waktu yang bersamaan. Nah, alih-alih tenang, malah yang tersisa cuman capek dan tenaga habis, dan justru tidak semuanya jadi selesai. Ditambah pikiran kalut dan hati jadi terasa sempit. Pernah begitu? Saya pernah dan sering. Rasanya badan dan pikiran sedang tidak berada di satu tubuh yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan keluar dari sempit hati dan pikiran kalut adalah menyadari napas. Kenapa napas? Karena dengan menyadari napas, kita secara otomatis mengingat kalau kita masih diberikan hidup dan <i>everything is gonna be alright. </i>Semuanya akan selesai kok kalau kita tidak lupa cara bagaimana bernapas. <i>I mean it. </i>Akan selesai dengan cara yang indah ketika dihadapi dengan kesadaran penuh dan hadir utuh (tetap memakai kalimat andalan dari mas <a href="https://adjiesantosoputro.id/">Adjie Santosoputro</a>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyadari napas akan membuka pintu kembali ke dalam diri sendiri. Kalau seseorang benar-benar sudah kembali ke dalam dirinya sendiri, ia tidak akan gentar dengan semua pelajaran hidup yang dianggap rumit. Risiko gagal pun akan diterima dengan hati ikhlas karena di awal sudah diatur di pikiran tentang semuanya akan baik-baik saja, benar kan?! Justru dengan kembali ke dalam diri, seseorang akan mampu membuat siasat terbaik dalam menambah pengalaman baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika masih merasa sulit untuk kembali ke dalam diri? Sudah mencoba bernapas dengan pelan, belum? Sekalian ngobrol dengan diri sendiri. Ngobrolin apa sama diri sendiri? Apa saja. Mungkin bisa dimulai dengan berterima kasih karena sudah bisa bertahan sampai detik ini. Bisa juga bersyukur karena sedang bersedih atau terpuruk. Karena pelajaran lebih tentang kehidupan tersedia ketika kita sedang bersedih atau terpuruk. Tidak usah dilawan perasaan sedih atau terpuruk itu. Cukup dengan fokus bernapas pelan, lalu pintu ke dalam diri akan terbuka. Di momen itulah kita bisa berbicara dengan diri kita sendiri. Saat itu juga kita mantap dengan apa yang kita yakini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita semua harus berani kembali ke dalam diri sendiri. Luangkan waktu sebentar untuk fokus menyadari napas, berbicara dengan diri sendiri. Pikiran dan hati akan tenang, dan hidup tidak akan serumit yang dibayangkan. <i>Everything is gonna be alright, no?</i> </div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-53937117876862766292019-09-28T14:50:00.000+07:002019-09-28T14:50:33.479+07:00Hadiah<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya kadang suka lupa kalau abis
kerja keras yang bahkan makan waktu seminggu atau parahnya sebulan, jadi ga
sempat main atau relaksasi barang sehari. Kesibukan seminggu biasanya saya ganti
dengan tidur seharian di hari Sabtu dan Minggu, cukup kayaknya bikin badan jadi
rileks. Namun kenyataannya tidur seharian juga bikin pusing, pemirsa. Tidak
keluar rumah juga bikin saya ngerasa aneh. Baca buku udah, nonton serial TV,
atau dengerin musik juga udah. Apalagi kalau udah beresin rumah sampai bersih, tapi
badan masih pengen bergerak hahaha… Akhirnya hari ini kepikiran mau ke tempat makan
enak yang ruangannya santai dengan udara yang masih segar. Yep, I have a place. Terakhir ke sana sekitar 6-8 bulan yang lalu. Kayaknya tepat untuk kembali ke sana lagi. Saya segera mandi dan siap-siap berangkat dengan KRL yang berjarak tiga stasiun dari
rumah. Setelah turun stasiun, agak jalan dikit ke titik penjemputan Gojek,
akhirnya sampai juga di tujuan. Selamat memberi hadiah buat diri sendiri, Fer. Lakukan yang sudah lama tidak kamu lakukan asal itu positif dan membuatmu
kembali berenergi untuk seminggu ke depan. Selamat berakhir pekan!<o:p></o:p></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK_UkSDbBj0HHHUBRf5LYBee_NyTrrCPYQjeuap0klwUEPQA9-VW8dcUm-l28oU2JdyIeqHvTiz1fTr2Q7YrYfVVRk5c27apoIxnQ0b58aUFCKmB4R-MRpu0NHeLFGx1BbE0N0SKMfHog/s1600/IMG-0514.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK_UkSDbBj0HHHUBRf5LYBee_NyTrrCPYQjeuap0klwUEPQA9-VW8dcUm-l28oU2JdyIeqHvTiz1fTr2Q7YrYfVVRk5c27apoIxnQ0b58aUFCKmB4R-MRpu0NHeLFGx1BbE0N0SKMfHog/s640/IMG-0514.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Guess the place. Somewhere in Bogor.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-63742054200265845812019-09-22T16:05:00.002+07:002019-09-22T16:08:19.354+07:00Sewajarnya Hidup<div style="text-align: justify;">
Sampai malam itu deretan kata merayap empat kali tanpa terdengar karena sudah masuki gerbang lain. Merekalah yang sebenarnya ditunggu dan yang diharap. Senang di awal saat kedua bola hitam terbuka dan bertemu baca dengannya, sedih di tengah, kosong di penutup. Sampai bertemu kemudian merayap empat kali keluar, sekiranya benar itu akan terjadi mungkin atau namun sudah berbeda harap. Endank Soekamti pun berbisik tentang hal terbit akan tenggelam, hal pasang akan surut, dan hei! Dua pihak sudah melunak melepas. Sahabat-sahabat baik punya masukan tentang sewajarnya hidup yaitu hal-hal ini: habiskan sewajarnya, puaskan sewajarnya, genggam sewajarnya. Bersyukur? Diperbanyak. Senyum rindu untuk semua.</div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-9440090362601840472019-09-18T21:15:00.000+07:002019-09-18T21:15:39.851+07:00Bulevar<div style="text-align: justify;">
KBBI daring menuliskan arti kata <a href="https://kbbi.web.id/bulevar">bulevar</a> adalah sebagai jalan raya yang lebar, yang biasanya dengan deretan pohon di kiri-kanannya. Boulevard asal katanya dari Prancis, seperti terdengar mewah ya kalau langsung diambil dari bahasa tersebut. Dan ternyata di bahasa kita sendiri disebut dengan adimarga. Saya baru tau nih, hehehe. Alhamdulillah nambah lagi kosakata baru. Namun, bukan kata secara harfiah tersebut yang akan saya bahas di postingan kali ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ngomong-ngomong soal jalanan, saya tipe orang yang senang memperhatikan jalanan serta isinya ketika sedang jalan kaki, bawa motor atau nyetir mobil. Sesekali saya mengeluarkan ponsel untuk memotret sekilas sesuatu yang bagi saya menarik untuk diabadikan. Misalnya para pasukan oranye yang sedang nyebur di got untuk membersihkan sampah supaya aliran got kembali lancar, atau trotoar yang dipenuhi dengan pedagang kaki lima yang tetap menjadi favorit karyawan kantoran saat makan siang, atau dokar yang sedang melintas di bulevar dengan pernak-pernik budaya Betawi. Semuanya bervariasi. Membuat saya senang dan tenang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat bulevar juga membuat saya jadi semangat untuk berjuang. Berjuang untuk sebuah tujuan yang diimpikan, karena semua orang yang tengah berada di bulevar pasti punya sebuah tujuan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Misal, seseorang ingin pindah dari titik A ke titik C dengan melakukan sebuah perjalanan melewati bulevar. Atau seorang tukang parkir di pinggir trotoar, sejatinya dia bekerja pasti dengan tujuan membawa pulang rezeki untuk hari itu, mungkin dibagi ke keluarganya di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bulevar juga selalu berhasil membuat saya ingat pulang. Pulang ke rumah. Tempat istirahat dari penatnya kegiatan yang dilakukan seharian. Kalau sudah di rumah, rasa capek bisa dihilangkan dengan rebahan di depan TV atau di kamar. Bisa dengan mandi, minum segelas air putih, lalu mendengarkan musik favorit, dan terlelap setelah sholat Isya. Orang yang terjebak macet <i>can relate, </i>karena ga betah di kemacetan dan bawaannya pengen udah di rumah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bulevar mengajarkan saya untuk tidak terburu-buru. Mungkin karena udah terbiasa kena macet ibu kota, jadinya segala sesuatu tidak harus dilakukan dengan terburu-buru. Kalau terbiasa kena macet di jalan tertentu bisa diakali dengan jadwal berangkat yang lebih awal. Saya sedang giat belajar bagaimana cara hidup tidak terburu-buru. Mengasyikkan lho sebenarnya. Pikiran jadi tidak capek karena harus memikirkan banyak hal dalam satu menit. Cukup kerjakan satu pekerjaan sampai selesai baru dilanjutkan dengan kerjaan yang lain. <i>As simple as that. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada ribuan wajah dengan ekspresi beragam yang saya temui saat berada di jalanan (gang, jalan raya, bulevar, dan jalan layang). Melihat pedagang asongan yang menjajakan barangnya di lampu merah dengan semangat; melihat perempuan berjilbab yang menyeberang di zebra cross dengan panik; supir taksi yang mengelap keringatnya dengan handuk kecil; anak sekolah yang baru turun dari jembatan penyeberangan dengan energi yang masih penuh; ibu-ibu yang turun dari angkot dengan menggendong anaknya yang sedang tersenyum; kompleks! Semua hal itu menyadarkan saya kalau hidup itu memang suatu perjuangan. Jika sedang sedih, saya suka berjalan di perkotaan untuk sekadar melihat banyaknya orang yang sedang berjuang untuk hidup mereka. Saya tidak sendiri kok dalam berjuang untuk hidup, ada banyak yang tetap semangat seperti orang yang saya lihat di jalanan itu. Hasilnya semangat saya jadi berkobar lagi. <i>It's magical!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu kenapa sebagian besar foto-foto saya di <a href="http://www.instagram.com/ferfau">Instagram</a> adalah momen-momen di jalanan. </div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-4907699585769846112019-09-01T12:34:00.000+07:002019-09-01T12:34:24.269+07:00Bernapas Melepas<div style="text-align: justify;">
Kita sedang berada di era modern dan digital, di mana orang-orang berlomba menjadi pusat perhatian secara sengaja, dan biasanya tidak mereka sadari. Saya, kamu, mereka, tanpa sadar (mau ga mau) menjadi korban percepatan arus digital. Apa tandanya? Kita dengan senang hati membagi rutinitas <i>plus</i> berbagai informasi ke media sosial milik kita. Keinginan untuk dilihat, dikomentari, di-<i>like</i>, di-<i>share</i> ke orang lain menjadi tujuan utama ketika main media sosial. Begitu juga dengan orang lain yang akunnya kita <i>follow</i>. Seratus? Dua ratus? Atau lebih dari lima ratus <i>following</i>? Setiap detik pasti ada <i>update</i>-an dari mereka di media sosial. Kita dengan sukarela berbagi informasi kehidupan di <i>timeline, </i>dan juga dengan sukarela "menelan" informasi tersebut ke otak kita. Akhirnya, isi kepala kita per hari akan penuh dengan hal-hal yang tidak penting dan ga jarang membuat jenuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah yang saya rasakan selama dua bulan terakhir. Dimulai ketika beberapa masalah terjadi di kehidupan pribadi dan pekerjaan. Pengalihannya apa? Ya main Twitter dan Instagram. Saya merasa akan bisa mengalihkan semua beban pikiran jika bermain dua media sosial yang masih naik daun itu. Setiap menit dan setiap jam pasti jari saya refleks membukanya. Apalagi jika sudah malam atau saat akhir pekan. Dua bulan itu saya "telan" semua informasi di sana. Apa yang nongol di <i>timeline</i> pasti dibaca atau paling ga ya terbaca. Penting ga penting, berguna atau sampah, <i>jokes</i> atau satir, semuanya mulus masuk ke dalam otak. Walaupun ga kepikiran setiap waktu, saat itu saya mulai merasa ada yang ga beres dengan diri saya sendiri. Kepala yang masih berat dengan beban hidup kenapa masih belum hilang ketika dialihkan dengan main Twitter dan Instagram?? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian saya cepat menyadari kalau ternyata media sosial saat ini berdampak negatif bagi saya. Mungkin dulu bermanfaat ketika di tahun 2009-2015. Teman saya banyak bertambah dari seluruh Indonesia hanya gara-gara media sosial pada kurun tahun tersebut. Alhamdulillah ya kan. Cuman sekarang, semakin bertambah usia dan pengalaman, semakin banyak menghadapi masalah dan aral melintang, semakin saya sadar otak saya perlu diberi jeda agar "bernapas" teratur lagi. Pokoknya gimana caranya supaya hidup saya tidak terasa berat lagi. Lagian udah tau masalah satu belum selesai malah sok-sok dialihkan dengan main medsos, yang akhirnya bikin mumet sendiri karena ternyata saat badan istirahat namun pikiran ada di Twitter dan Instagram, otomatis otak ga berhenti berpikir dong, nah kapan "bernapasnya" kan?! Di <i>part</i> itu saya tertohok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya bereksperimen dengan diri saya sendiri. Yaitu dengan mencoba berpuasa media sosial mulai dari Instagram dan melebar ke Twitter (ga usah nanya Facebook karena emang udah jarang main, jadi aman). Eksperimen tersebut bukan dengan tiba-tiba saya lakukan tanpa mencari referensi yang mendukung. Saya baca buku <i>self healing </i>dari Adjie Santosoputro: <b>Sadar Penuh Hadir Utuh </b>dan <b>Sejenak Hening</b>; dan yang terbaru adalah buku <b>SLOW </b>dari <a href="http://greatmind.id/">Greatmind</a>. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFklJnlqmZEcKIonog5nY3yplqm0jy3fZYGIG5taZ7AeF2SpA7aIkMhWZrrlHzX391i_ZR_IQoBoSCcdwZD0X_aaKmOTdMCbzfIsd9l0CsX03DMQLdtwjjGmjToquo38FADJIFC0veD-c/s1600/Buku+Sadar+Penuh+Hadir+Utuh+dan+Slow.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFklJnlqmZEcKIonog5nY3yplqm0jy3fZYGIG5taZ7AeF2SpA7aIkMhWZrrlHzX391i_ZR_IQoBoSCcdwZD0X_aaKmOTdMCbzfIsd9l0CsX03DMQLdtwjjGmjToquo38FADJIFC0veD-c/s320/Buku+Sadar+Penuh+Hadir+Utuh+dan+Slow.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketiga buku tersebut saya baca untuk landasan kenapa saya butuh untuk berhenti sejenak dari media sosial. Apakah memang benar yang saya butuhkan itu adalah berhenti sejenak supaya memberikan jeda kepada pikiran saya? Selain baca buku-buku itu, saya juga menelusuri bagaimana cara menyembuhkan luka batin sendiri lewat video nasihat dari Marissa Anita di kanal Youtube-nya. Penjelasannya sangat masuk akal dan bikin hati jadi "nyeess" lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Silakan tonton videonya berikut:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/_eJ1ys_CJFk/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/_eJ1ys_CJFk?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah membaca buku, lalu menemukan video-video di kanal mbak Marissa itu, saya berani memutuskan untuk bereksperimen dengan diri saya sendiri. Di akhir bulan Juli saya mulai membatasi diri saya untuk tidak terlalu sering membuka Instagram. Tidak ingin posting IG Story yang bisa dilihat oleh netizen kecuali hanya untuk <i>close friends </i>tapi itu hanya sekali sehari (biasanya sampai lima atau enam postingan IG Stories). Berhasil di percobaan pertama, saya lanjut ke percobaan kedua. Target ke-dua adalah <i>logout</i> Instagram selama seminggu di minggu ketiga bulan Agustus. Berhasil dan sukses puasa Instagram dari hari Senin sampai Sabtu. Saya sungguh sangat puas dan bangga dengan diri saya sendiri sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memutuskan untuk liburan sendiri juga termasuk dalam bagian proses <i>self-healing</i> saya. Sebulan terakhir saya berada di tiga kota berbeda: Pekanbaru (bertemu dengan mama, <i>my superhero</i>), Bali (<i>my first time mindful traveling</i>), dan Surabaya (<i>my second time mindful traveling</i>). Sebelum berangkat saya beneran niat untuk benar-benar sadar penuh dan hadir utuh selama liburan. Tidak <i>update</i> secara <i>real time</i> di Instagram maupun Twitter agar perhatian tidak terpecah. Kalian tau efeknya? Liburan singkat saya beneran terasa puas. Puas karena pikiran saya kembali rileks, saya bisa bernapas dengan <i>slow </i>tidak terburu-buru, energi saya terisi penuh kembali karena tidur saya sangat cukup, dan saya bisa fokus mengerjakan satu hal dengan tuntas. Kemudian saat saya makan, saya udah bisa tidak memegang <i>smartphone</i> di tangan kiri. Jika saya makan, maka saya hanya makan. Menikmati setiap kunyahan makanan dalam mulut. Lalu dilanjutkan dengan minum air putih yang terasa sangat melegakan. Di tiga kota tersebut saya kembali disadarkan bahwa semuanya tidak perlu dilakukan terburu-buru. Karena hidup itu dijalanin bukan dilariin. Senyuuum...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasil yang saya rasakan adalah benar saya butuh berhenti sejenak dari media sosial, karena tidak semuanya perlu diserap <i>which is </i>itulah yang bikin pikiran tidak sempat lagi beristirahat. Saya kemudian melepaskan semua yang mengganggu pikiran supaya saya bisa kembali tumbuh berkembang secara positif dari segi pikiran dan tindakan dan melakukan hal yang bermanfaat untuk orang lain. Fase memberi jeda ini belum berakhir kok, karena masih akan saya lakukan sebisa mungkin setiap hari. <i>Coz I love my life</i>. </div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-60912074251581269302019-07-15T14:18:00.001+07:002019-07-15T14:18:41.643+07:00Seratus Persen<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lingkaran ini membesar dan terus
menyerupai bola salju yang digelindingkan ke arah depan. Sudah tahu rasa sakit
tapi tetap melakukannya, maka risiko apa pun harus dimasukkan ke dalam palung
di luar bulatan itu. Rasakan! kata mereka. Dua belas kali pada satu ruang yang
di awal diperkirakan akan baik tapi sempurna kebalikannya. Wajah depan saat di
kereta tiga terisak lembut karena diberondong pertanyaan yang menjatuhkan ke
dalam. Oh, tidak perlu ragu, karena sudah seharusnya tidak menghalangi cara
keluarnya jalur kecil itu. Bagus, lalu siapa yang akan mengamini kata-kata sakti
itu? Mereka lagi. Ya sudah, terima dan langkahkan kedua tungkai itu. Begitu
banyak hal di sekeliling jembatan baru yang akan membantu. Percaya sama
Semesta, percaya semua berguna pada saatnya. <o:p></o:p></div>
<br />Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-34951103589435391932019-03-31T22:26:00.000+07:002019-03-31T22:26:16.478+07:00Nothing is Impossible<div style="text-align: justify;">
I still have friends who still love writing their stories on their blogs. I just need to find time to have mine updated like theirs, but it's seriously difficult. Why? Because I don't have a time schedule to make it easier to do. I just watched Maudy Ayunda Youtube channel. She told that when she has big goal, she makes it simple by break it down to smaller goals so that she can achieve it one by one. Very inspiring! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
I'm telling this to myself: you can do it, Fer. Take a note, write down your big goals. Maybe I can start by writing blog first, tell the Universe that you have goals. Writing blog posts make me know what I love. What's next is read more books and journals, so I can easily inspired by those and make me wanna write one. I love reading and writing. I have the experiences such as getting a compensation of my writings, so why I don't carry on with it? You get paid and your thoughts can be absorbed by people out there. Lovely, right? I also want to have published article related to vocational education and technology on Scopus. Hopefully I can make it real soon. And so on... Once you achieve the smaller one, you can continue the next bigger one. Nothing is impossible.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-65548182579597132902019-03-02T16:00:00.000+07:002019-03-02T16:00:13.378+07:00Terbiasa Karena Bisa. Butiran peluh perlahan keluar dari pikiran-pikiran busuk, yang menyebabkan rasa tidak senang karena empat belas waktu terulang tidak berisik di relung. Para pembisik sudah mengatakan apa yang mereka khawatirkan, diulangi lagi tanpa jenuh sampai akhirnya berani mengambil risiko. Awal tahun yang mungkin sanggup diprediksi dengan mudah, hanya saja tak menghiraukannya demi kepentingan berdua. Hei, bukan. Ini sendiri, bukan berdua. Sang penyanyi yang kini tidak di sini punya lagu untuk didengarkan, tapi di usia berapa harus menyimak bait demi bait agar merasa seperjuangan? Itu zaman kuno. Bumi dan Matahari tetap berputar, siang dan malam terus berganti. Di sini awal bulan dimulai lagi dan ambil sisi positifnya, karena masih ada sisa minggu yang banyak untuk menyayangi hati kembali. Jangan menyerah, Semesta melindungi dengan caraNya sendiri.Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-75610817959621072632018-11-13T18:03:00.000+07:002018-11-13T18:15:04.433+07:00Tulus dan Ikhlas<blockquote class="tr_bq">
"Saya bantu si mpok itu tulus banget tau, mas. Saya sampe beraniin pinjem ke bos besar duit lima juta trus emas yang saya simpan saya jualin buat nambah bantuan buat si mpok itu" cerita mbak Atik kepada saya.</blockquote>
<br />
Setiap saya bertemu dengan mbak Atik, dia selalu bercerita tentang dinamika kehidupannya. Mulai dari cerita remeh sampai cerita serius kami saling berbagi pengalaman. Mbak Atik ini adalah <i>beauty therapist</i> di salah satu salon yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan. Dalam setahun saya bertemu dengannya sekali sampai dua kali, tergantung dari seberapa kotornya muka saya, karena pria boleh saja melakukan perawatan muka biar makin kece, haaa!<br />
<br />
Pada pertemuan kami terakhir, di September lalu, dia bercerita tentang kepulangan orang tua laki-lakinya ke Rahmatullah. Bagaimana dia menumpahkan kesedihannya lewat cerita menjadikan saya terbawa suasana. Siapa yang tidak sedih ketika orang yang disayangi pergi untuk selamanya? Cerita demi cerita mengalir sembari dia melakukan pekerjaannya di wajah saya, sampai pada akhirnya dia bercerita bagaimana dia bisa punya rumah di kawasan Bintaro yang harganya selangit itu.<br />
<br />
Kita bisa menilai seseorang dari bagaimana dia menolong orang lain yang sedang kesusahan. Mbak Atik adalah orang yang berhati malaikat. Di antara banyak cerita yang dia bagi pada saat itu, yang paling melekat di ingatan saya adalah saat dia menolong tetangganya yang sedang butuh uang untuk menebus biaya rumah sakit. Mbak Atik yang dulu baru bekerja di Jakarta tahun 2006 dengan tabungannya yang sedikit, bisa tulus membantu orang yang sedang kesulitan.<br />
<br />
"Saya kasihan kalau ada orang yang sedang susah dan minta tolong sama saya, mas" Katanya. Tanpa berharap apa-apa, mbak Atik merelakan hampir semua tabungannya dan ditambah uang yang dia pinjam ke bos besar kantornya untuk dipakai tetangganya yang sedang kesulitan. "Saya bilang ke mereka kalau ngembaliinnya kalau udah ada uang aja" sambungnya. Keren ya... "Mas Ferdi tau ga, uang saya dibayar pake apa akhirnya? Pake tanah, mas. Tetangga saya itu punya tanah di Parigi Raya Bintaro. Katanya ga apa-apa buat saya tanahnya itu." Sambung ceritanya. Akhirnya mbak Atik pindah dari kontrakannya dengan membangun rumah sederhana di atas tanah miliknya.<br />
<br />
Singkat cerita, tanah di kawasan yang saat itu belum berharga, tiba-tiba dilirik oleh PT. Jaya Real Property untuk dibangun Bintaro Sektor 9. Siapa sangka, tanah di kawasan rumah mbak Atik dibeli dengan harga tinggi. Mbak Atik akhirnya mendapat ganti rugi karena rumah sederhana dan tanah miliknya dibeli perusaahan itu. "Saya ga nyangka, mas. Karena uang ganti ruginya itu banyak, saya beli lagi tanah di dekat sana, trus bangun rumah lagi deh." Ungkapnya dengan ceria. Katanya orang di kampungnya tidak percaya kalau seorang Atik bisa punya rumah di Bintaro (Jakarta). Berkat ketulusan dan keikhlasan hati mbak Atik menolong tetangganya yang sedang kesusahan, akhirnya dibalas oleh Allah Sang Pemegang Alam Raya dengan berlipat ganda. Terima kasih sudah memberikan cerita inspiratif, mbak Atik.<br />
<br />
Silakan terharu... :')Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3902379612835807330.post-31488535588982330122018-04-14T08:24:00.001+07:002018-04-14T08:26:32.263+07:00Lingkungan yang Mengubah<div style="text-align: justify;">
Sampai saat ini saya masih percaya bahwa manusia dan lingkungan adalah dua hal yang terus berinteraksi dan saling mempengaruhi. Perilaku manusia bisa mengubah lingkungan dan lingkungan juga bisa mengubah perilaku manusia. Ini bukan sebuah pembahasan tentang materi kuliah Lingkungan tapi hanya sebuah tulisan yang berasal dari pengalaman saya selama berada di lingkungan baru. Saya merasa harus menuliskan ini sebagai bahan bacaan untuk saya di masa depan dan bisa juga sebagai bahan pertimbangan saya untuk bertindak terhadap kondisi-kondisi tertentu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa saya <i>mention</i> dua hal di atas, yakni manusia dan lingkungan, adalah karena saya merasa ada yang berubah dari diri saya sejak berada di Ibu Kota. Walaupun masih dikategorikan sebagai pendatang baru, <i>I don't know why</i> <i>I'm feeling different</i> <i>now. </i>Jadi, setelah saya cari referensi tentang teori Psikologi Lingkungan (tautan dari <a href="http://psikologi.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/Pengaruh-Lingkungan-Terhadap-Perilaku-Manusia-Studi-Terhadap-Perilaku-Penonton-Bioskop.pdf">sini</a>), saya menemukan empat poin bagaimana lingkungan mempengaruhi manusia (dalam hal ini perilakunya): </div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Lingkungan menghalangi perilaku </li>
<li style="text-align: justify;">Lingkungan mengundang dan mendatangkan perilaku</li>
<li style="text-align: justify;">Lingkungan membentuk diri</li>
<li style="text-align: justify;">Lingkungan mempengaruhi citra diri.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian saya mencoba menghubungkannya dengan apa yang sudah saya alami. Dulu sepertinya ga akan pernah begini tapi tidak saat saya hijrah ke Jakarta.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebulan yang lalu saya memarahi peminta-minta yang memaksa saya untuk memberikan uang ke dia alih-alih kasihan, hahaha. Kejadiannya sekitar jam 8 malam di trotoar dekat terminal Depok. Waktu jalan kaki sendirian di trotoar ada dua orang ibu paruh baya dengan anak kecil seusia 1 SD menegur saya. Mereka cerita kalau mereka berasal dari Kalideres dan kehabisan uang untuk bayar tiket KRL. Saya bilang "wah jauh juga dari Depok ke Kalideres, satu-satunya cara emang naik KRL". Si Ibu itu nambahin lagi kalau uangnya cuma ada Rp 15.000,- untuk bertiga ga cukup untuk naik KRL sampai Kalideres. Dia minta tambahin 30 ribu lagi supaya bisa pulang. Saya jawab "saya ga ada 30ribu, Bu", dan dengan santainya dia bilang gini "ya coba tukarkan uangnya dulu ke warung depan, kan bisa". Saya pun akhirnya menjawab begini "Lho, kok malah Ibu yang ngatur saya harus ngapain? Ibu minta uang tapi ngatur-ngatur, saya ga mau kasi" kemudian melipir pergi menjauh dari mereka. Hahahaha. Waktu saya ceritain ke teman-teman saya, mereka bilang kalau pengemis minta uang karena kehabisan ongkos pulang itu adalah modus lama. </div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru-baru ini saya menegur ojek <i>online </i>yang menolak orderan. Kejadiannya pagi hari di saat semua orang buru-buru untuk sampai ke kantor. Keluar stasiun, saya pesan ojol tapi susah dapat <i>driver</i> karena jaringan padat. Karena ada fitur GrabNow saya datangi para ojol yang sedang mangkal, barangkali mereka lagi ga ada orderan. Pas saya minta untuk GrabNow ke daerah blok M, abangnya banyak alasan dan malah nunjuk-nunjuk temannya. Karena diburu waktu dan melihat abang ini menolak rezeki, saya bilang gini "Eh, kalau ga mau terima ya udah, ga usah nunjuk-nunjuk orang lain" Ngeselin banget! Saya tinggal buat pesan ojol lain. Hahahaha.<i> I'm not going to use GrabNow anymore.</i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah ditelepon oleh <i>sales marketing </i>sebuah perusahaan kartu kredit atau lain-lain? <i>Yeah, I received plenty of them</i>. Mereka ngomong panjang lebar dan ga sempat memberikan kita waktu untuk bicara. Beberapa orang pasti dengan sadisnya langsung menutup telepon. Kalau saya bukan seperti itu. Saat mereka menghela napas panjang di antara kalimat yang sedang mereka sampaikan, di saat itu saya bicara kayak gini "Sebentar, mbak tarik napas dulu, giliran saya yang bicara. Saya saat ini sedang ga punya waktu banyak karena banyak kerjaan, jadi mari kita hemat waktu dan mohon maaf saya belum tertarik dengan tawaran mbak. Mungkin coba lagi lain kali ya..." <i>Do you know what's her answer? "</i>Baik kalau begitu, terima kasih, Pak" Hahahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kejadian-kejadian di atas, saya menyimpulkan kalau sejak pindah ke lingkungan baru yang semuanya serba cepat, saya merasa menjadi lebih tegas dan berani dalam berkata dan mengambil tindakan. Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang, akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Bagi saya, perubahan yang saya rasakan adalah hal positif yang sedang berkembang yang tujuannya untuk membentuk diri. Kalian pernah merasakan perubahan seperti ini? </div>
Ferfauhttp://www.blogger.com/profile/01684305356863092618noreply@blogger.com0